Rizal Ramli Sepakat Survey Litbang Kompas, Buzzer Peruncing Polarisasi dan Islamophobia
SURABAYA, iNews.id - Baru-baru ini Litbang Kompas merilis hasil survei terkait polarisasi atau pembelahan imbas Pilpres 2019. Hasilnya, 36,3% responden menilai pihak yang semakin memperuncing polarisasi adalah buzzer atau influencer.
Menanggapi hasil survey tersebut, Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli (RR) menyatakan sepakat. Bahkan sejak jauh hari ia telah memprediksi hal serupa. Bahkan tahun lalu ia sempat menyebut bahwa buzzer adalah sampah demokrasi.
Menurut Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini, buzzer dan influencer memang dibayar untuk mempertajam polarisasi dan mengobok-obok Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia. Sehingga muncul berbagai pertikaian dan melupakan masalah utama bangsa ini.
"1,5 tahun yll, RR katakan bahwa BuzzeRP dan InfluenceRp memang dibayar untuk obok2 Islam (Islam-Phobia) untuk pertajam polarisasi, pengalihan isu dari masalah riel, dan hancurkan oposisi dgn hoax berbayar dan argumen2 kaleng2-an dan miskin-logika," demikian tulis RR melalui akun Twitter, Rabu (22/6/2022) sembari menyematkan emoticon tertawa.
Diketahui, Survei Litbang Kompas ini digelar pada 24-29 Mei 2022, dengan menumpulkan pendapat melalui telepon. Ada 1.004 responden dengan usia minimal 17 tahun dari 34 provinsi yang diwawancarai.
Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai jumlah penduduk di setiap provinsi. Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95%
Margin of error-nya 3,09% dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Kesalahan di luar margin of error dinyatakan dimungkinkan terjadi.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa responden menilai penyebab utama yang membuat polarisasi semakin meruncing atau memanas adalah orang-orang yang bekerja secara sadar memperkeruh situasi.
"Hal ini disampaikan oleh 36,3% responden. Orang-orang ini (yang memperuncing polarisasi) ialah pendengung (buzzer) atau bisa juga influencer," demikian hasil survei Litbang Kompas, Senin (6/6/2022).
Guna mencegah polarisasi terus berlanjut, sebagian besar responden setuju agar buzzer atau influencer provokatif dan memperkeruh suasana ditindak tegas. Ada 87,8% responden yang setuju agar buzzer atau influencer provokatif dan memperkeruh suasana ditindak tegas.
"Selain itu, influencer atau buzzer provokatif yang memperkeruh suasana harus ditindak tegas (87,8%)," demikian hasil survei Litbang Kompas
Editor : Ali Masduki