SURABAYA,iNews.id-Pandemi Covid-19 telah menyita hamper seluruh aktivitas di kampus, tidak terkecuali Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Kampus yang berada di Jalan Semolowaru Surabaya ini benar-benar merasakan bagaimana tidak efektifnya aktivitas melalui virtual.
Untuk kali pertama, semenjak pandemi yang berjalan dua tahun silam, Untag menggelar aktivitas upacara melalui offline atau atap muka. Upacara untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November ini dilaksanakan di lapangan parker utara Untag Surabaya. Upacara ini terlihat meriah, dengan mengenakan pakaian daerah dan pakaian pejuang, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Untag mengikuti rangkaian upacara dengan khidmat.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho terlihat mengenakan pakaian adat Bali. Ia menjadi inspektur upacara dan menyampaikan pesan perjuangan pahlawan Indonesia. Cak Nug panggilan akrab Mulyanto Nugroho sangat berbinar, kebanggan dan kecintaan terhadap tanah air begitu terasa, hingga ia mengenang jasa-jasa para pahlawan.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang juga sebagai penerus bangsa kiranya dapat meneladani dan mengambil nilai-nilai kepahlwanan, serta mencontoh semangat juang para pahlawan,” tuturnya.
Bahkan saking semangatnya, Cak Nug juga mengutip pidato dari Bung Karno yang disampaikan secara langsung kepada peserta upacara. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka,” tirunya.
Tidak hanya itu, amanat dari Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini turut disampaikan oleh Cak Nug yang memaparkan bahwa meski Indonesia mengalami penjajahan panjang dan gagal dalam merebut kemerdekaan, para pendiri bangsa Indonesia tetap membangun identitas seluruh masyarakat Indonesia bersaudara, sebangsa, dan setanah air.
“Masyarakat Indonesia harus kuat dalam menyatukan bangsa seperti slogan Bhineka Tunggal Ika. Kita harus lebih maju dari tahun sebelumnya, kita harus buktikan kepada dunia kalau bersama kita bisa meneruskan cita-cita para pahlawan,” papar Cak Nug.
Dalam kesempatan yang sama, Bendahara YPTA Surabaya, J. Subekti menyampaikan ‘Kilas Sejarah Hari Pahlawan’ dengan mengenakan pakaian pejuang. Dia mengulik kilas balik sejarah hari pahlawan. “Kita harus mengikuti semangat patriotik arek-arek Suroboyo. Tumbuhkan jiwa patriotisme di dada,” ucapnya.
Subekti menekankan bahwa jiwa patriotisme ini ditandai dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air, mempunyai semangat berjuang dan tidak takut untuk berkorban, serta pantang menyarah. “Mudah-mudahan kilasan sejarah ini membakar semangat kita supaya lebih giat dalam berkarya untuk mengisi kemerdekaan dan menyongsong Indonesia maju,” tutup Subekti.(arif)
Editor : Arif Ardliyanto