get app
inews
Aa Text
Read Next : Perairan Tercemar Mikroplastik, Pelajar di Banyuwangi Jadi Detektif Sungai

Sungai Kemuning dan Barito Tercemar Mikroplastik, 5 Produsen ini Jadi Biang Keroknya

Senin, 05 September 2022 | 21:43 WIB
header img
Kegiatan Brand Audit di Sungai Kemuning Banjar Baru, Sungai Barito dan Sungai Martapura. Foto: ESN for iNewsSurabaya.id

BANJARMASIN, iNewsSurabaya.id - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Komunitas Young Solidarity Banjar Baru dan Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan melakukan kegiatan Brand Audit di Sungai Kemuning Banjar Baru, Sungai Barito dan Sungai Martapura. 

Aktivis Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan, Lisber Halomoan mengatakan, audit terhadap brand atau merk sampah plastik yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Kalimantan Selatan tersebut untuk mengetahui produsen apa yang paling banyak mencemari sungai-sungai.

Hasilnya, sampah-sampah plastik yang paling banyak ditemukan adalah packaging dari produsen kebutuhan sehari-hari. Seperti PT Unilever, PT Wings, PT Indofood, PT Nestle dan PT Unicharm Produsen pembalut wanita dan Popok bayi.

Lisber menjelaskan bahwa sampah plastik yang ada di sungai-sungai akan terpecah menjadi serpihan plastik berukuran kecil yang disebut Mikroplastik

“Karena ukuran mikroplastik sama dengan ukuran plankton, maka ikan-ikan di sungai menganggap mikroplastik adalah makanan. Semakin banyak sampah plastik yang dibuang ke sungai maka akan semakin banyak jumlah mikroplastik yang ada dalam lambung ikan," terangnya, Senin (05/9/2022).

Peneliti ESN Prigi Arisandi mengungkapkan, pencemaran Mikroplastik pada Rantai makanan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito menjadi ancaman baru bagi masyarakat di Kalimantan Selatan. 

Temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan menemukan bahwa 10 Spesies ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat mengandung mikroplastik 53 Partikel Mikroplastik/Ekor. 

“10 ekor ikan yang diteliti adalah ikan patung, seluang, Tembubuk, Lompok, Lais, Nila, Puyau, Sili-sili, Handungan dan Ikan Senggiringan ternyata telah terkontaminasi mikroplastik. Ikan lais paling banyak tercemar dengan kandungan dalam lambungnya sebesar 135 Partikel Mikroplastik,” ungkapnya.

Prigi menjelaskan, bahwa salah satu penyebab utama tercemarnya ikan oleh mikroplastik adalah banyaknya sampah plastik yang ditemukan di sungai-sungai. 

“Untuk mengendalikan kontaminasi mikroplastik dalam tubuh ikan kita harus mengendalikan sampah plastik yang masuk ke dalam perairan,” kata dia.

“Produsen harus ikut bertanggungawab atas sampah plastik yang dihasilkan dari bungkus produk mereka,” lanjut Prigi. 

Menurutnya, faktor yang menyebabkan sungai menjadi tempat sampah yaitu minimnya sarana tempat sampah, pengangkutan sampah dan pengolahan sampah. Kemudian rendahnya kesadaran masyarakat sehingga buang sampah kesungai kini menjadi budaya.  

Faktor lainnya adalah produsen penghasilkan sampah dari bungkus produk tidak ikut terlibat dalam pengelolaan sampahnya.  

Padahal dalam Undang-undang Pengelolaan sampah 18/2008 menyebutkan bahwa produsen bertanggungjawab atas sampah dari bungkus produk yang dihasilkan yang tidak dapat diolah secara alami. 

"Produsen besar seperti Unilever, Indofood dan Wing harus bertanggungjawab atas sampah sachet yang dihasilkan dan terbuang ke sungai. Karena sampah jenis sachet ini tidak dapat didaur ulang karena plastiknya berlapis-lapis, sehingga tidak ada yang mendaurulang dan akhirnya dibuang ke sungai,” tegas Prigi.

Produsen yang menghasilkan sampah plastik dan mencemari sungai harus ikut bertanggungjawab mengolah sampah yang ada di sungai.

Sementara itu aktifis Komunitas Young Solidarity Banjar Baru, Ria Nurhayati menyebut, selain minimnya sarana dan rendahnya kepedulian masyarakat, penyebab lainnya adalah masifnya penggunaan plastik sekali pakai untuk packaging atau bungkus makanan, minuman dan kebutuhan rumah tangga.

"Bungkus plastik yang banyak digunakan umumnya berbentuk sachet yang sulit untuk didaur ulang. Sehingga sampah plastik  jenis ini banyak ditemukan disungai," tutupnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut