MEDAN, iNews.id - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai berdampak terhadap bahan pokok. Masyarakat mulai merasakan kebutuhan bahan pokok ikut melambung tinggi.
Kondisi ini juga berdampak terhadap sejumlah pedagang, mereka terancam gulung tikar karena mengalami sepi pembeli. Hal ini terjadi di pasar tradisional Petisah Medan, Sumatera Utara. Harga sejumlah bahan pokok mulai ikut merangkak naik akibat imbas kenaikan BBM. Seperti harga cabai merah tergolong masih tinggi berkisar Rp70 ribu/Kg.
Harga cabai rawit sebelumnya Rp30 ribu/Kg, kini menjadi Rp60/Kg. Untuk cabai hijau sebelumnya Rp20 ribu/Kg kini merangkak naik menjadi Rp45 ribu/Kg. Sedangkan cabaik caplak masih tinggi berkisar Rp70 ribu/Kg.
Sementara itu harga komoditi sayuran lainnya seperti bawang merah, bawang putih, terong, kentang, brokoli, dan sawi juga mengalami kenaikan yang tergolong tinggi.
Harga bawang merah sebelumnya dijual dengan harga Rp22 ribu/Kg, kini menjadi Rp28 ribu/Kg. Sementara bawang putih Rp16 ribu/Kg menjadi Rp18 ribu/Kg, kemudian sawi, kacang panjang, terong, brokolo naik Rp4 ribu dari harga sebelumnya. Hal ini mengakibatkan para pembeli mengurangi pembelanjaannya.
Nur, pedagang cabai menyatakan keluhannya. Kenaikan harga sejumlah komoditi sayuran ini disebabkan faktor naiknya harga BBM yang terjadi saat ini.
Dampak akibat mahalnya sejumlah bahan pokok, daya beli masyarakat menjadi berkurang. Para pedagang terancam merugi dan gulung tikar akibat sepi pembeli. Tidak seperti biasanya para pembeli pada Minggu pagi sepi setelah kenaikan harga BBM.
"Sudah ambil uang panas mamak gara-gara BBM naik. Nggak ada lagi orang belanja," jelas Nur.
"Aku nggak tahu bagaimana nanti bertahan hidup lagi, pulang kampung, kampung pun sudah tidak ada. Gulung tikarlah tampaknya ini, " tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto