SURABAYA, iNews.id - Pemkot Surabaya mengoptimalkan kawasan Jalan Tunjungan. Kawasan destinasi wisata heritage tersebut bakal disulap menjadi Tunjungan Romansa.
Wali Kota Surabay,a Eri Cahyadi, mengatakan Tunjungan Romansa ini akan menyuguhkan kuliner dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Surabaya. Pengunjung juga dapat menikmati beragam hiburan seni dan budaya.
"Jadi setiap malam akan ada tampilan seni. Kita bisa menikmati suasana Tunjungan Romansa," kata Wali Kota Eri saat ditemui seusai acara soft opening Tunjungan Romansa.
Disisi lain, karena wabah corona masih mengintai, maka Eri berpesan kepada masyarakat agar tetap bersama-sama menjaga protokol kesehatan ketika Tunjungan Romansa mulai dibuka.
Sebab, ketika kawasan heritage ini mulai dibuka, ia meyakini, ke depan akan semakin banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Surabaya.
Menurutnya, sejak zaman dahulu, kawasan Jalan Tunjungan ini memiliki banyak history sejarah. Bahkan, kawasan ini sangat erat kaitannya dengan Kemerdekaan Indonesia. Sehingga sangat cocok apabila kawasan tersebut dijadikan destinasi wisata Tunjungan Romansa.
"Jadi, ayo sekarang diramekno (diramaikan) Jalan Tunjungan, diorepno (dihidupkan). Setiap malam, kita punya ciri khas Surabaya yang akan selalu diingat sepanjang masa kapan pun. Ada seni yang tampil, ada UMKM, dan bergantian juga yang tampil di sini," ungkap dia.
Tak hanya sekadar suguhan kuliner UMKM dan pertunjukan kesenian di Tunjungan Romansa. Di kawasan tersebut, pemkot juga mengkolaborasikan dengan 12 objek wisata heritage yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya.
"Jadi di sini ada wisatanya. Wisata heritage-nya, setelah itu ada makanannya, UMKMnya ada, tampilan seninya juga ada. Inilah kolaborasi yang hebat ada di Jalan Tunjungan," imbuhnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menambahkan bahwa Tunjungan Romansa ini menyuguhkan perpaduan konsep lifestyle, modern dan heritage. Hal itu menyesuaikan lokasi Tunjugan, yakni kawasan jasa perdagangan.
"Kita lebih ingin mengoptimalkan ini hidup. Artinya, menghidupkan mereka (pelaku usaha) yang belum buka yang belum beroperasional. Nah, UMKM-nya ini adalah sebagai penyeimbang, sementara belum buka kita bisa tempatkan UMKM ada di situ," kata Antiek.
Antiek menyebut, para pelaku UMKM ini mendapatkan bantuan berupa booth atau rombong dari Bank Indonesia (BI). Namun, boot atau stand yang berjejer di Jalan Tunjungan ini memang disiapkan khusus untuk jenis UMKM kuliner berupa makan dan minuman.
"Yang diberikan bantuan dari BI itu ada sekitar 25 booth atau rombong. Jadi untuk (UMKM) makanan dan minuman karena yang di sini memang untuk kuliner. Sedangkan (UMKM) pernak-pernik (aksesoris) sudah ada di Siola," katanya.
Nantinya, wisata Tunjungan Romansa akan dibuka setiap saat sehingga tidak harus menunggu malam. Para pelaku UMKM dapat mulai menggelar usahanya sejak pagi atau sore hari. Sedangkan untuk pertunjukan kesenian, akan mulai disuguhkan saat malam.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, dalam sambutannya menyampaikan, Jalan Tunjungan juga memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dan khususnya Surabaya.
"Kami juga melihat kawasan Tunjungan ini adalah kawasan ekonomi. Memang kita mengharapkan ikon tunjungan ini menjadi destinasi wisata seni dan budaya heritage dan juga kawasan ekonomi yang mendukung sekali untuk ekonomi UMKM," kata Budi.
Maka itu, pihaknya pun bersinergi dengan Pemkot Surabaya untuk mengoptimalkan kawasan tunjungan ini menjadi Tunjungan Romansa. Dukungan yang diberikan Bank Indonesia pun diimplementasikan dengan membangun gerai UMKM hingga infrastruktur pendukung untuk destinasi wisata.
Editor : Ali Masduki