SURABAYA, iNews.id - Para aktivis prodemokrasi mencurigai, pembakaran jaket Almamater UGM terjadi karena kekecewaan dan kegeraman terhadap pemerintah yang telah menaikkan harga BBM. Aksi tersebut juga dianggap sebagai protes terhadap para sosok alumni UGM di lingkaran kekuasaan.
Demikian ungkap aktivis muda dan analis politik F. Reinhard MA mengomentari aksi bakar jaket almamater UGM pada Kamis (15/9/2022) tersebut.
Menurutnya, para aktivis dan intelektual mengetahui bahwa mantan Rektor UGM Prof Praktikno (Sesneg) termasuk yang diduga atau dianggap sebagai aktor intelektual dan sosok "Sengkuni" di balik pemenangan dalam Pilpres.
Reinhard menambahkan, sosok tersebut dikenal murah senyum. Namun, bersama timnya, ditengarai banyak mengintai siapapun kelompok aktivis dan intelektual yang kritis terhadap pemerintah.
"Demikian info A1 yang saya dapat dari sumber politik yang kredibel di kubu intelektual dan aktivis senior yang tahu 'permainan sengkuni' yang meraih kedudukan/keuntungan di istana," ucap Reinhard, Senin (19/9/2022).
"Pratikno sangat tahu politik aliran dan permainan politik Kelompok Cipayung Plus dan aktivis prodemokrasi. Sehingga mudah memetakan siapa lawan dan oposisionis yang harus dikooptasi dan ditaklukkan. Mungkin penggunaan buzzer juga didukung Pratikno," imbuh peneliti yang juga mantan aktivis HMI tersebut.
Seperti diketahui, massa gabungan digelar di depan Istana Kepresidenan, Jalan Malioboro, Jogja. Aksi massa diwarnai bakar jaket almamater UGM.
Setelah sempat diisi dengan pentas seni berupa musik akustik dan teatrikal, demo massa Aliansi Rakyat Bergerak (Arak) di depan Istana Kepresidenan, Jalan Malioboro, Jogja. Selanjutnya diwarnai dengan aksi bakar jaket almamater UGM seperti dilaporkan detik pada Kamis (15/9/2022) sore.
Sebelumnya diberitakan, demo massa Aliansi Rakyat Bergerak (Arak) di depan Istana Kepresidenan, Jalan Malioboro Jogja, diwarnai dengan aksi bakar jaket almamater UGM. Diketahui, massa demo menolak kenaikan harga BBM.
Para peserta aksi dari kampus UGM tersebut kecewa terhadap alumnus UGM yang saat ini mengisi posisi penting di pemerintahan. Sebut saja di antaranya ialah Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
Salah satu orator yang mengaku mahasiswa UGM mengatakan, UGM adalah kampus kerakyatan. Namun, sebagian alumnus UGM sama sekali tidak berpihak kepada rakyat, terutama soal kenaikan harga BBM.
"Begitu pun dengan dosen-dosen UGM yang tidak bersikap atas kenaikan harga BBM ini," teriak orator itu di depan Gedung Agung Istana Kepresidenan Jogja, Kamis (15/9) sore.
Sementara itu, Tokoh Nasional Rizal Ramli juga turut memberikan tanggapan melalui akun Twitternya.
"Ini tidak pernah terjadi sejak Orba. Kampus UGM tradisinya pro-rakyat spt Prof Mubyarto alm dkk. Tapi hari ini, alumni2 UGM yg jadi pejabat kebijakannya bikin susah rakyat, hanya mengabdi kepada oligarki
@UGM," tulis RR
Editor : Ali Masduki