Syaiful Anam (38) adalah salah satu MBR yang tergabung dalam kelompok usaha padat karya pembuatan paving. Warga Jalan Krampung Gang 2 No 16, Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari Surabaya tersebut mengaku, taraf hidupnya kini lebih meningkat. "Sebelumnya bekerja ojek online. Lalu buka warung kopi, tapi kena pandemi Covid-19 akhirnya sepi. Dan sekarang ikut padat karya pembuatan paving," kata Anam, panggilan lekatnya.
Bapak dua anak ini mengaku, awalnya mendapatkan informasi program padat karya dari kecamatan. Ia pun langsung mendaftar untuk mengikuti pelatihan padat karya pembuatan paving yang digelar Pemkot Surabaya.
Kualitas paving yang dihasilkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) kelompok padat karya di Kota Surabaya melebihi ekspektasi. Produksi paving yang dihasilkan ternyata rata-rata di atas K300 yang bisa dilewati mobil muatan besar. foto iNewsSurabaya.id
Selama dua bulan, Anam bersama peserta pelatihan lainnya digembleng. Mulai dari tahapan komposisi bahan, cara kerja mesin press, hingga bagaimana agar mendapatkan kualitas paving yang baik. "Pelatihannya itu hampir 2 bulan sampai kita bisa. Sebelumnya, saya belum pernah mengikuti pelatihan," cerita Anam.
Pasca dua bulan mengikuti pelatihan, Anam lantas membentuk kelompok usaha pembuatan paving bersama lima rekan lainnya. Mulai dari perizinan usaha, alat press hingga modal untuk pembelian bahan, semuanya difasilitasi oleh pemkot. Bahkan, ia bersama rekan-rekannya juga difasilitasi pemkot untuk BPJS Ketenagakerjaan. "Alhamdulillah, setelah mengikuti padat karya pemkot, taraf hidup saya sekarang meningkat. Dulu istri saya kerja, sekarang di rumah jaga anak," kata dia.
Dalam sehari, ia bersama rekan-rekannya mampu memproduksi paving rata-rata 40 meter persegi. Paving yang diproduksi ini memiliki ukuran 10x20x6 sentimeter. Dari hasil produksi paving itu, dalam sebulan Anam mendapatkan penghasilan sekitar Rp6 juta. "Sekarang pendapatan Rp6 juta. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa kerja di sini (padat karya)," terangnya.
Tak lupa, Anam juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah memberikan lapangan kerja. Ia bersyukur, setelah mengikuti program padat karya pembuatan paving, kini taraf hidup keluarganya lebih meningkat. "Terima kasih kepada pemkot yang telah memberikan kami lapangan pekerjaan. Terutama kepada Pak Wali Kota Eri terima kasih banyak karena telah membantu MBR," ujarnya.
Anam pun berpesan kepada masyarakat khususnya MBR agar jangan pernah menyerah. Sebab, dengan penuh kesabaran, dia bersama rekan-rekannya akhirnya mampu membuktikan bagaimana memperoleh pendapatan di atas UMK melalui program padat karya.
"Buat teman-teman MBR, yang penting kita harus kerja keras dan sabar. Kalau ingin menuju gaji UMK itu tidak ada yang mudah, harus kerja keras. Fasilitas sudah ada dari pemkot, jadi tinggal kita mau bekerja keras atau tidak," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto