Prajogi, salah satu pemateri menuturkan, bahwa jiwa sosial dari relawan saja tidaklah cukup untuk melakukan pertolongan. Tapi relawan juga harus dibekali standar kecakapan dalam penanganan korban saat mengoperasikan ambulance.
"Sirene ambulance pun mempunyai kode kedaruratan yang berbeda beda susuai dengan durasi bada sirene ambulance," tutur Prajogi.
"Dengan penggunaan bunyi sirene yang tepat, maka diharapkan pengemudi ambulance bisa mengukur tingkat kegawat daruratan korban atau pasien yang dibawanya sesuai nada sirene yang dibunyikan selama perjalanan," imbuhnya.
Teguh Hariyanto, salah satu peserta dari warga Kaliasin mengakui bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. Terutama bagi komunitas dan para operator Ambulance. Menuturnya, apa yang digelar oleh Rumah Aspirasi Indah Kurnia diluar dugaan.
"Bu Indah ini selalu hadir di masyarakat. Bahkan untuk hal-hal seperti ini (pelatihan Ambulance) pun diadakan oleh beliau," ungkapnya.
Terpisah, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menyampaikan bahwa dirinya ingin tiap-tiap komunitas yang ada di masyarakat memiliki bekal kemampuan pertolongan pada kegawat daruratan. Terutama bagi komunitas yang memiliki ambulance.
"Agar semakin banyak masyarakat yang mampu memberikan pertolongan pada peristiwa-peristiwa kegawatdaruratan," terangnya.
Indah berharap, dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan selama 2 hari ini, para relawan mempunyai kompetensi yang memadai untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan dalam penanganan manajemen ambulan.
Editor : Ali Masduki