Lebih lanjut Ketua Umum Muslimat NU tersebut menyampaikan, menyukseskan BIAN juga upaya untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Untuk itu ia mendorong masyarakat untuk menaruh perhatian penuh dalam melengkapi imunisasi anak-anaknya.
"Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat, yang terbukti paling cost effective serta berdampak positif," kata Khofifah.
Tidak hanya itu, upaya menyukseskan BIAN juga selaras dengan upaya gencar yang dilakukan Pemprov Jatim menjadi bagian dalam mencegah stunting, menurunkan AKI juga AKB yang berdampak pada penguatan kualitas SDM di Jatim.
"Saya juga berharap upaya memaksimalkan vaksin pada anak juga dilakukan pada imunisasi kejar polio dan DPT-HEB B-HIB, yang diharapkan akan memberikan hasil perlindungan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) pada anak-anak," jelasnya.
Sebagai informasi, Pelaksanaan BIAN ini dilakukan dengan pemberian imunisasi tambahan campak rubella (MR) kepada sasaran anak usia 9 bulan sampai dengan 59 bulan dengan target sasaran sebesar 2.399.159 anak di Jawa Timur.
Program ini menyasar dan dilaksanakan di seluruh sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak, serta pos pelayanan imunisasi seperti posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit secara gratis.
Kegiatan imunisasi tambahan campak rubella (MR) diharapkan dapat memberikan hasil perlindungan terhadap penyakit campak dan sindrom kongenital rubella (kecacatan pada bayi dalam kandungan) kepada anak-anak tercapai target minimal ≥ 95% tinggi dan merata di seluruh desa.
“Sekali lagi saya sampaikan terima kasih seluruh kerja keras para nakes, guru-guru di sekolah, dan juga para orang tua , ormas, kader posyandu dan semua pihak yang menjadikan Jatim tertinggi nasional capaian BIAN,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki