Dengan melandainya pandemi setelah Indonesia diserang gelombang kedua, lanjut Martin, fasilitas seperti isoter dan rumah oksigen dibangun, ketersediaan oksigen, obat-obatan dan vitamin dipenuhi. Begitu pula dengan ventilator diperbanyak.
Upaya preventif semacam ini, jelasnya, lebih baik dibanding harus melakukan pengetatan secara keras atau bahkan lockdown. Karena pengetatan keras secara terus-menerus tidak akan baik, karena pasti yang paling terdampak adalah ekonomi.
“Kita tidak seperti negara maju yang tingkat tabungan penduduknya tinggi. Indonesia tabungannya tidak sampai 10 persen. Kalau dilakukan pengetatan secara keras terus menerus untuk menghadang COVID-19, ekonomi Indonesia pasti akan hancur,” jelasnya.
Untuk itu, fasilitas Isoter Rumah Oksigen yang ada di SIER adalah upaya preventif yang perlu ditiru BUMN lain. Apalagi sekarang sudah muncul varian baru dari Afrika yang lebih ganas penyebarannya dibanding varian sebelumnya.
“Cepat atau lambat, varian baru itu pasti akan masuk Indonesia, tinggal menunggu waktu saja. Kalau sudah masuk, jangan sampai kita melakukan pengetatan keras lagi. Lebih baik bagaimana sekarang melakukan langkah-langkah preventifnya. Aset BUMN banyak, dan bisa dimanfaatkan,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki