get app
inews
Aa Text
Read Next : Penyakit Baru Serang Sapi di Bojonegoro, 500 Dosis Vaksin Dibagikan untuk Peternak Sapi

Mengenal LSD, Narkotika yang Dikonsumsi Artis Jeff Smith

Kamis, 09 Desember 2021 | 13:19 WIB
header img
Foto: Halodoc

SURABAYA, iNews.id - Mark Jeffrey Smith atau Jeff Smith, artis sinetron berdarah Indonesia-Amerika diciduk polisi.

Jeff kembali diciduk polisi dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, atas dugaan  kasus narkoba. Jeff Smith ditangkap pukul 18.30 WIB di kediamannya di Depok, Jawa Barat, pada Rabu (9/12/2021). 

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, mengatakan bahwa Jeff Smith tertangkap karena menggunakan narkoba jenis Lysergic Acid Diethylamide (LSD).

Mengutip laman resmi BNN, seperti yang dirilis halodoc, Lysergic Acid Diethylamide merupakan narkotika sintetis yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian. Asam lysergic dari jamur itulah yang kemudian diolah menjadi LSD.

Narkoba jenis ini juga kerap disebut acid, sugar cubes, blotter dan lainnya, dan narkoba jenis ini adalah jenis yang paling ampuh untuk mengubah suasana hati seseorang. Obat ini juga merupakan jenis halusinogen yang dapat memengaruhi mental seseorang.

Awalnya, LSD disintesis pada tahun 1938 oleh seorang ahli kimia Swiss, Albert Hofmann, dengan tujuan mengobati depresi pernapasan. Pada tahun 1943, Hofmann secara tidak sengaja menemukan sifat halusinogen ketika ia menyerap sebagian melalui kulitnya.

Selama 15 tahun kemudian, LSD dimanfaatkan sebagai obat bius dan untuk mendukung penelitian di bidang psikoanalisis. 

Selain itu, memasuki tahun 1960-an di Amerika Serikat, kelompok budaya tandingan meluas di kalangan anak muda dan LSD digunakan untuk tujuan rekreasi. Setelah itu, LSD dilarang untuk digunakan sehingga membuat popularitasnya menurun sejak tahun 1970-an.

LSD merangsang produksi serotonin di korteks dan struktur dalam otak, dengan mengaktifkan reseptor serotonin. Reseptor ini kemudian membantu memvisualisasikan dan menafsirkan dunia nyata. Serotonin tambahan memungkinkan lebih banyak rangsangan untuk diproses seperti biasanya.

Namun, stimulasi berlebihan akibat penggunaan LSD akan berdampak pada perubahan dalam pikiran, fokus, persepsi, dan emosi. Perubahan ini muncul sebagai halusinasi. Sensasi yang tampak nyata, tetapi diciptakan oleh pikiran.

LSD memicu serangkaian perubahan persepsi, dan sering berkaitan dengan penglihatan, sentuhan, emosi dan pemikiran. Efek visual termasuk warna-warna cerah, jelas, penglihatan kabur, bentuk dan warna objek dan wajah yang terdistorsi, serta lingkaran cahaya.

Sementara perubahan yang terkait dengan sentuhan termasuk goncangan, tekanan, dan sakit kepala ringan. Perubahan suasana hati menyebabkan perasaan euforia, kebahagiaan, kedamaian, mimpi, dan kesadaran yang meningkat, keputusasaan, kecemasan, dan kebingungan. Permulaan halusinasi terjadi dalam 60 menit, dan dapat berlangsung dari 6 hingga 12 jam.

Efek jangka pendek dari penggunaan LSD antara lain, halusinasi intens dan menyebabkan pupil membesar, dan kenaikan pada tekanan darah, detak jantung, serta suhu tubuh.

Pusing dan sulit tidur, nafsu makan berkurang, mulut kering, dan berkeringat, mati rasa, kelemahan, dan tremor.

Namun, efek utamanya mempengaruhi pikiran dengan distorsi visual dan halusinasi sensorik dan ilusi.

Mereka yang menggunakan LSD bisa mengalami serangan panik, psikotik, kecemasan, gelisah, paranoia, rasa sakit, dan perasaan sekarat atau menjadi gila.

Sedangkanu efek jangka panjangnya dari penggunaan LSD adalah dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental, seperti skizofrenia atau keadaan psikotik.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut