get app
inews
Aa Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Menengok Pendidikan di Kota Pahlawan, Hapus PR hingga Belajar di Balai RW, Ini Konsepnya

Kamis, 29 Desember 2022 | 08:23 WIB
header img
Pendidikan di Kota Surabaya terus melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitasnya. Diantara perubahan yang dilakukan dengan menghapus PR. Foto iNewsSurabaya

Salah satu elemen yang dilibatkan untuk mengatasi persoalan dunia pendidikan di Surabaya adalah perguruan tinggi. Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dilibatkan untuk menjadi pengajar muda dan melakukan pendampingan dari sisi akademis dan nonakademis siswa. 

Pada peluncuran Program Surabaya Mengajar (PSM) yang dihadiri Sekretaris Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, terdapat 1.072 mahasiswa dari 23 perguruan tinggi yang terlibat. 

“Prioritas mereka terdiri atas program sekolah ramah, program sekolah sehat, dan program sekolah smart. Ketiganya meliputi identifikasi, merancang, implementasi serta evaluasi masalah belajar, psikososial, dan perlindungan anak,” ungkapnya. 

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga terlibat dalam program Sinau Bareng dan Ngaji Bareng serta Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang diselenggarakan di balai RW. Saat ini terdapat 22 lokasi balai RW yang tersebar di 12 kecamatan dan 16 kelurahan. Mahasiswa yang terlibat sebanyak 155 mahasiswa. Para mahasiswa ini berkolaborasi dengan 3.141 tutor dan guru. “Saya ingin balai RW ini bisa hidup lagi, menjadi pusat kegiatan warganya. Bisa untuk belajar anak-anak,” katanya.

Selain akselerasi tempat belajar dan SDM, Pemkot Surabaya juga memperkuat pengembangan potensi dan pendidikan karakter di kalangan pelajar. Pendidikan karakter disesuaikan dengan karakter masing-masing sekolah. Programnya bernama Sekolahe Arek Suroboyo (SAS). Siswa dibebaskan dari pekerjaan rumah (PR), kemudian jam pelajaran sekolah dipangkas hingga pukul 12.00 WIB. Dua jam berikutnya, mulai pukul 12.00-14.00 WIB diisi dengan pembiasaan dan pendalaman karakter.

“Persoalan pendidikan tidak hanya dibebankan kepada sekolah dan pemerintah, orang tua juga harus bertanggung jawab dalam proses pembentukan karakter anak. Maka, orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan,” tegasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut