SURABAYA, iNews Surabaya.id – Kalimas Surabaya merupakan salah satu dari dua cabang sungai Brantas, selain sungai Porong. Hulu Kalimas berada di Mojokerto dan mengalir ke arah timur laut, dan bermuara di Surabaya.
Kalimas Surabaya dulunya adalah pelabuhan tradisional yang digunakan sejak berabad-abad lalu. Sungai tersebut juga pernah menjadi pintu gerbang menuju ibukota kerajaan Majapahit yang berada di Trowulan, Mojokerto.
Pada saat Indonesia dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), Kalimas menjadi tempat transportasi untuk kebutuhan mengangkut barang dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan, dan membawanya masuk hingga ke pedalaman kota. Dimulai dari Kembang jepun-jepun sampai ke daerah Kayun.
Di Kalimas Terdapat jembatan yang bernama Jembatan petekan. Jembatan Petekan telah ditetapkan sebagai cagar budaya, karena memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang penting.
Abdul Jamil (75) selaku Warga sekitar mengatakan, bahwasannya di sungai kalimas dulu hanya ada jembatan yang biasa masyarakat menyebutnya jembatan petekan dan sekitaran jembatan hanya terdapat batu-batu.
"Dulu yang ada hanya Jembatan yang besi itu, dan pinggir sungai ini masih dari batu batu gitu,"
Abdul juga menjelaskan bagaimana asal usul jembatan tersebut diberi nama jembatan Petekan.
"Jembatan itu namanya jembatan petekan, kenapa disebut jembatan petekan, karena dulu jembatan itu bisa dipetek/ditekan, lalu jembatan itu terbuka untuk kapal kapal lewat,". tambahnya
Dulu sungai Kalimas hanya bisa dilewati oleh kapal-kapal kecil saja. Kapal besar hanya bisa berlalu di Selat Madura, dan menggunakan kapal kapal kecil untuk memuat barang- barang untuk diantar ke pelabuhan utama yaitu pelabuhan Tanjung Perak kota Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto