SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kesadaran dan pembudayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu ditingkatkan. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur mengajak seluruh komponen masyarakat baik siswa setingkat SMA/SMK, mahasiswa hingga masyarakat umum untuk mengikuti “Photo dan Video Competition”.
Edi Priyanto, Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa DK3P Jatim mengajak masyarakat ikut partisipasi dalam “Safety Challenge” yang akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp22,5 juta rupiah. “Kami membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat baik pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum, dengan keterlibatan mereka akan mampu mendorong terbangunnya kesadaran dan percepatan pembudayaan perilaku K3 di masyarakat,” katanya.
Edi menjelaskan kompetisi ini dibuka mulai tanggal 1 hingga 28 Pebruari 2023, dengan cara mengupload foto atau video melalui media sosial Instagram dan memberikan mention pada akun Instagram @dk3p.jatim dan menuliskan hastag #BULANK3DK3P #DK3P.JATIM #PHOTOCHALLENGEDK3P serta menyebutkan 5 orang (mention).
“Peserta yang mengikuti “Safety Challenge” tersebut dapat mengikutkan hasil karyanya maksimal 3 karya dan wajib mengandung caption positif dengan tema utama “Perilaku selamat dan sehat pada aktifitas kerja formal atau nonformal. Terhadap karya berupa video dibatasi durasi waktunya maksimal satu menit,” ujarnya.
Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas ini merinci dalam kompetisi tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa SMA/SMK sederajat, mahasiswa dan masyarakat. “Dua dari tiga kategori peserta memang merupakan komunitas generasi muda yaitu para generasi milenial hingga generasi Z menjadi sasaran kami, karena generasi muda tersebut kedepan akan menjadi generasi penerus pemimpin bangsa ini, merekalah yang akan menjadi generasi pengantar komunikasi dalam pembudayaan K3 pada setiap aktivitas kehidupan dalam masyarakat,” papar Edi.
Edi menegaskan, upaya mendorong pembudayaan K3 pada masyarakat yang bekerja secara formal maupun nonformal maka diperlukan dukungan dan peran aktif dari semua pihak serta lapisan masyarakat, harus banyak masyarakat terlibat sebagai “change agent” dalam pembudayaan K3 tersebut. “Berbagai upaya penyadaran perilaku budaya selamat dan sehat harus terus menerus dilakukan secara berkesinambungan agar mampu menekan angka kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit akibat kerja” pungkas Edi.
Editor : Arif Ardliyanto