Hasil penelitian juga telah melalui proses publikasi jurnal ilmiah pada 2020 dan 2021 lalu yang masuk pada jurnal internasional terindeks Scopus baik Q2 maupun Q1.
Meski demikian, proses penelitian berjalan bukan tanpa kendala. Kesulitan pernah Arif hadapi. Seperti pada aspek pendanaan dan fasilitas pendukung penelitian.
Kendati demikian, dukungan penuh dari Professor Nidom Foundation, serta dana penelitian dari Program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuatnya dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
Penelitian yang dihasilkan oleh Arif tersebut dapat menjadi dasar konstruksi protein S yang digunakan dalam pembuatan vaksin berbasis imunoterapi dengan sel dendritik.
“Hasil penelitian ini dapat menunjang kemandirian Indonesia tanpa menggantungkan diri pada bangsa lain untuk ketersediaan protein S,” jelas doktor muda lulusan program doktor Fakultas Kedokteran Hewan Unair tersebut.
Hasil penelitian berupa vaksin ini akan terus dikembangkan sehingga tidak hanya mengendap di perpustakaan atau bahkan berhenti pada publikasi ilmiah saja.
“Harapannya vaksin ini dapat digunakan lebih luas untuk masyarakat Indonesia mengingat akan keunggulan dibanding lainnya seperti aspek halal dan minimnya efek samping yang ditimbulkan,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki