Melalui upaya tersebut, akhirnya tercipta keterbukaan dan rasa persaudaraan Tunisia dengan Indonesia.
Karena mereka menganggap hal itu sangat relevan dan sangat dibutuhkan Tunisia yang saat ini tengah dilanda kisis akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia Ukraina.
“Dan saya mengatakan bahwa politik luar negeri Indonesia adalah poltik bebas aktif. Indonesia dan Tunisia bersahabat. Bahwa kami berdagang, dengan basis persahabatan,” kata Zuhairi.
Hasilnya. Ekspor Indonesia pada tahun 2022 bisa menyentuh angka US$ 200 juta, pencapaian yang cukup luar biasa dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Zuhairi juga berharap, produk UMKM Indonesia juga bakal bisa masuk ke berbagai gerai ritel modern yang ada disana.
Langkah ini juga seiring dengaan kembali dibahasnya Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) dan ditargetkan untuk dilakukan penandatanganan pada tahun ini.
“IT-PTA ini dalam rangka membuka kerjasama yang awalnya berorientasi Eropa pada orientasi Asia atau bahkan orientasi Indonesia. Karena saya yakin jika perjanjian ini ditandatangani akan meningkatkan ekspor kita berkali lipat,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono mengucapkan terima kasih kepada Dubes RI untuk Tunisia, yang telah menyempatkan diri berkunjung ke SIER dan berdiskusi mengenai peluang apa saja yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia ke Tunisia.
“Diskusinya sangat menarik. Termasuk bagaimana potensi bisnis kawasan industri yang besar di Tunisia yang belum tergarap. Tentu ini informasi yang sangat berharga buat kami, yang menjalankan bisnis kawasan industri,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki