Soal kompetisi Liga 2 atau Liga 3 yang dihentikan oleh PSSI dan upaya untuk menggairahkan sepak bola di Surabaya, Syaiful Anwar yang juga anggota Exco Askot PSSI Surabaya ini menegaskan, jika ini menjadi tanggung jawab federasi (PSSI). Karena itu, Askot PSSI Kota Surabaya tidak boleh menghentikan kegiatan apapun tentang sepak bola.
"Jadi kita tidak boleh terpengaruh dengan situasi apapun PSSI yang ada di Pusat (Jakarta). Karena masing-masing kabupaten/kota itu menjadi tanggung jawab kita dan tentunya kita harus paham betul bahwa sepak bola adalah olahraga yang paling merakyat," tegas dia.
SSB Mitra Surabaya Gelar Liga Progresif U-15 untuk mengasah bakat-bakat muda yang dimiliki Kota Pahlawan. Foto iNewsSurabaya/ambar
Soal agenda Askot PSSI Surabaya ke depan, Syaiful Anwar menyatakan, pihaknya akan melakukan pembinaan usia dini, mulai U-12, U-13, U-15, dan U-17.
"Untuk yang tim senior itu masih kita godok bagaimana format liganya untuk tahun ini," ucap Syaiful.
Askot PSSI Surabaya, lanjut dia, juga merasa senang ada anggota Komisi E DPRD Jatim (Suhartoyo) memberikan bantuan peralatan untuk latihan kepada 12 SSB yang ikut berkompetisi.
"Semoga Pak Suhartoyo terus memberikan support kegiatan olahraga di Surabaya. Apalagi, beliau sangat peduli kepada sepak bola yang merakyat ini," ujarnya.
Sementara Emil, pelatih SSB Mitra Surabaya U-15 menegaskan, ada tiga unsur yang harus dipenuhi dalam pembinaan sepak bola, yakni Youth Development, Coach Education, and Youth Competition.
"Jadi tiga hal ini harus benar-benar kita punya. Kita sudah punya SSB (Youth Development), sudah punya pelatih (Coach Education), tinggal kompetisinya (Youth Competition). Makanya, kita coba untuk berkompetisi agar mereka kelak siap meraih masa depannya," kata Emil
"Dengan memiliki jam terbang dan kompetis yang bagus, pasti akan mempengaruhi performanya menjadi bagus pula," tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto