SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melalui Fakultas Psikologi mengadakan Kuliah Umum secara hybrid di auditorium lantai enam Gedung Pusat Perkantoran Rektorat dan YPTA. Kuliah tersebut membahas ‘Pentingnya Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Mahasiswa dalam Menghadapi era digital 5.0’.
Tak tanggung-tanggung, Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (LEMHANNAS RI) Dr. Paula Theresia Epu, S.Sos., M.M turun langsung. Ia melengkapi wawasan berpikir mahasiswa akan pentingnya nilai-nilai empat konsensus dasar kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang tercermin dalam pemikiran, sikap dan perilaku mahasiswa.
Kuliah umum ini pun diikuti lebih dari 600 mahasiswa Program Studi S1 Psikologi, Magister Psikologi dan Magister Psikologi Profesi Untag Surabaya. Mereka tertarik untuk mengetahui pembahasan yang dilakukan oleh perwakilan LEMHANNAS RI tersebut.
Wakil Rektor I Harjo Seputro, S.T., M.T hadir untuk membuka kuliah umum sekaligus memberikan sambutan. Menurutnya, peran dan fungsi LEMHANNAS RI sejalan dengan visi Untag Surabaya. “Visi kami menjadi Perguruan Tinggi yang unggul serta berbasis nilai dan karakter bangsa, jadi irisannya sangat luar biasa,” ujarnya.
Sebagai kampus dengan ciri khas Nasionalisme, lanjut Harjo, upaya Untag Surabaya dalam menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan sangat bagus. “Nilai-nilai kebangsaan harus kita junjung terus karena itulah ciri khas kita, seperti setiap jam 10 pagi menyanyikan lagu Indonesia Raya, kami juga memiliki UKM Kebangsaan dan Bela Negara, KKN Tematik Kebangsaan dan mata kuliah Patriotisme. Disemester ini juga Untag akan meluncurkan program baru yaitu hibah organisasi kemahasiswaan terkait patriotism dengan topik menghargai kearifan lokal dan bangga menggunakan produk dalam negeri,” tambahnya.
Narasumber dari LEMHANNAS yang akrab disapa Dr. Theresia menekankan pemahaman wawasan kebangsaan menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan khususnya pada perkembangan teknologi bagi masyarakat di era digital ini, seperti masuknya arus informasi dari seluruh dunia di era revolusi industri 5.0 hingga terbukanya arus globalisasi yang membawa budaya-budaya asing berpotensi mengikisnya dan lunturnya nilai-nilai kebangsaan.
“Saat ini produk-produk lokal yang dihasilkan banyaknya UMKM di Indonesia ini unik-unik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Namun terkadang kita tidak menyadari itu,” lanjutnya.
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melalui Fakultas Psikologi mengadakan Kuliah Umum secara hybrid di auditorium lantai enam Gedung Pusat Perkantoran Rektorat dan YPTA.Foto iNewsSurabaya/ist
Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan LEMHANNAS juga mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan mahasiswa yang berkompeten, berakhlak mulia dan berkarakter bangsa untuk mewujudkan ide-ide kreatif guna memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara di era digital. “Nasib tanah air kedepan terletak di tangan kita, khususnya anak-anak muda ini merupakan penerus perjuangan yang dilakukan para leluhur. Tidak hanya bersuara tapi memunculkan ide, memiliki sikap dan komitmen untuk satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa,” paparnya.
Kuliah umum pemantapan nilai-nilai kebangsaan menjadi bukti bahwa nilai yang diwariskan leluhur bisa membawa Indonesia merdeka. “Dari warisan nilai itu tumbuh semangat kebangsaan, bersatu, keadilan dan bergotong royong. Semangat-semangat ini yang diperlukan untuk terus mewujudkan visi bangsa Indonesia,” tutur Dr. Theresia
Editor : Arif Ardliyanto