SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Hesti Rochmat Wulandari, S.I.Kom, seorang anak pedagang kaki lima berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) Surabaya dengan predikat mahasiswa menginspirasi.
“Alhamdulillah pencapaian kelulusan ini suatu anugerah bagi ku, sebelumnya tidak menyangka bisa kuliah karena memang waktu itu sempat gap year (red: jeda lulus SMA ke Perguruan Tinggi) selama setahun. Selama itu saya gunakan untuk membantu bapak jualan bakso,” ceritanya.
Hesti mengenang kala perjuangan dia masuk ke perguruan tinggi, Hesti mengalami peristiwa yang membuatnya untuk mengesampingkan cita-citanya meneruskan di perguruan tinggi. “Mirisnya, hari dimana aku keterima masuk disalah satu universitas, namun jualan bapak di pinggir jalan digusur hingga membuat aku memutuskan membatalkan untuk daftar ulang, lebih baik uangnya dipakai untuk bangun jualan bakso lagi karena berjualan bakso merupakan satu-satunya mata pencarian kami, kami bisa makan dan bertahan hidup dari berjualan bakso,” kenang Hesti yang lahir di tahun 1999.
Malangnya, tahun 2012 sosok Ibu yang hangat telah meninggalkan keempat anaknya dan satu suami. Hesti merasa kehilangan sosok ibu ketika dia baru saja beranjak dari Sekolah Dasar. Hesti merupakan anak bungsu dari empat bersaudara ini lahir dan besar di Sidoarjo dengan menjalani hidupnya dengan Ayah yang kuat dan bertanggungjawab. “Walau hanya tinggal bersama seorang Ayah, hal ini tidak membatasi aku untuk tetap mewujudkan mimpinya untuk menjadi lulusan sarjana,” semangatnya.
‘Dimarahi Pelanggan; Tes Beasiswa sambil Melayani Pelanggan Pembeli Bakso Bapak’
Terlahir dari keluarga sederhana membentuk Hesti menjadi anak yang tekun dalam bekerja, semangat membantu perekonomian keluarga. Setiap hari bangun sebelum subuh dan istirahat pada malam setelah isya. Anak paling kecil namun memiliki tekad yang kuat.
“Dari keluarga bapak dan Ibu tidak ada satu pun yang bergelar sarjana, itu juga motivasiku untuk bisa menjadi sarjana, menunjukkan pada keluarga bahwa aku juga bisa kayak orang lain,” kata Gadis Sidoarjo ini.
Hesti Rochmat Wulandari, S.I.Kom, seorang anak pedagang kaki lima berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Tekad Hesti untuk melanjutkan kuliah masih dikantonginya, dan penuh dengan keyakinan bahwa Dia pasti bisa untuk menjadi Sarjana. “Aku mengikuti tes kuliah jalur beasiswa, laptop juga aku pinjam dari teman SMA. Waktu tes itu kan satu jam, di saat itu, aku juga sambil melayani pembeli bakso bapak. Antara waktu jawab soal dengan pesanan pelanggan saling kejar-kejaran, sampai aku dimarahi pelanggan karena dilihat sambil main laptop,” kata Hesti.
Walau Hesti telah mengikuti tes beasiswa, dan Hesti juga mengaku bahwa dirinya tidak lagi ambisi untuk bisa kuliah, yang terpenting adalah membantu orang tua jualan supaya tiap hari bisa makan. Hesti mengikhlaskan kesempatan kuliah yang datang padanya tak terkecuali kesempatan itu datang untuk yang kedua kalinya.
“Sebenarnya setelah melakukan tes beasiswa itu aku sempat lupa, mungkin karena saking tidak fokusnya mengikuti tes beasiswa yang disambi dengan berjualan. Namun beberapa bulan kemudian, saya dapat informasi, saya lulus beasiswa,” kenang Hesti yang begitu haru.
Hesti mengaku sangat senang bukan kepayang, akhirnya Hesti bisa lolos seleksi beasiswa masuk perguruan tinggi dan cita-cita ini akan dia raih sesuai dengan perguruan tinggi yang dia pilih, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
“Alhamdulillah, perjuangan selama ini tidak sia-sia, ternyata ketika kita mengikhlaskan sesuatu yang mana hal itu kita sangat impikan, yakin dan percaya kita akan mendapatkan yang lebih dari tuhan,” ucap Hesti.
Hesti juga tidak lupa kewajibannya sebagai mahasiswa dengan bantuan biaya pendidikan, untuk itu Hesti berupaya menjadi mahasiswa yang aktif serta terus menjaga nilai baiknya agar tidak menurun. “Demi melangsungkan hidup keluarga dan kebutuhan kuliah, saya membantu orang tua dengan bekerja sambil kuliah,” tuturnya.
Hesti Rochmat Wulandari, S.I.Kom, seorang anak pedagang kaki lima berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Bukan hanya itu, Gadis kelahiran bulan Mei ini mengikuti organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. “Semasa kuliah saya mencoba beberapa peluang, seperti bergabung di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, ikuti UKM Teater Kusuma, Pecinta Alam, ikut Media Fotografer Tradisional serta pernah menjadi Duta Kampus pada 2018 di Untag Surabaya. Terakhir aktivitas sekaligus prestasi Hesti ialah menjadi mahasiswa yang diundang langsung dari Metro TV untuk bergabung menjadi bagian dari Media MetroTV di Jakarta,” terangnya.
Dengan tanpa mengganggu waktu kuliah, Februari lalu Hesti akhirnya dapat menyelesaikan Studi Pendidikan dengan IPK 3,73 dan meraih lulusan sebagai mahasiswa menginspirasi di tengah keterbatasan ekonomi. “Walau di hari wisuda ini bapak tidak bisa datang karena sedang terbaring di rumah sakit, aku tetap tersenyum bangga pada pencapaian ini, semua adalah berkat diriku, berkat usaha yang ikhlas dan berkat doa bapak,” tuturnya dengan nada sedu.
Hesti Rochmat Wulandari, S.I.Kom, seorang anak pedagang kaki lima berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Hesti tak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tua satu-satunya yang menjadi penguat di setiap perjalanan Hesti dan ucapan yang sama juga diberikan kepada semua dosen. “Wisuda ini aku persembahkan untuk keluargaku terutama untuk Bapakku. Sementara ini, Bapak saatnya istirahat dulu, sekarang gantian kita yang bekerja,” ucap Hesti Rochmat Wulandari, S.I.Kom.
Editor : Arif Ardliyanto