get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengenal TBC Laten, Tak Bergejala Bukan Berarti Tak Akan Menginfeksi

Mitos Epilepsi Menular Terkuak, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Saraf National Hospital

Rabu, 29 Maret 2023 | 22:26 WIB
header img
Dari kanan kekiri, Dokter Heri Subianto SpBS (K), dr. Neimy Novitasari,Sp.N dan Arvin Widiawan menjelaskan tentang penyakit epilepsi saat Ngabuburit Memperingati hari Epilepsi, di National Hospital Surabaya, Rabu (29/3/2023). Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

Berdasarkan data yang dirangkum sejak tahun lalu, rumah sakit mencatat lebih kurang ribuan pasien telah mendapatkan pelayanan secara excellence di National Hospital. Perlu diketahui, pada tahun lalu, estimasi jumlah pasien epilepsy di Indonesia sekitar 1,5 juta orang (secara nasional). Dengan prevalensi 0.5-0.6 persen dari penduduk Indonesia. 

Usia pasien epilepsy tergolong beragam. Mulai dari balita hingga usia 50 tahun ke atas. Tidak jarang, masyarakat awam masih beranggapan jika epilepsy Merupakan penyakit gangguan mental, kutukan, dan bisa sembuh sendiri. 

Selain itu, informasi penanganan medis masih belum diketahui secara luas. Karena itu, National Hospital berkomitmen untuk turut serta aktif menggelar purple day setiap tahunnya. Cara tersebut sebagai untuk meningkatkan kesadaran dunia terhadap epilepsy dan untuk menghilangkan mitos dan ketakutan umum akan gangguan neurologis tersebut. 

Kemudian bagaimana penanganan medis bagi pasien epilepsi? Pertama, pasien perlu konsultasi terlebih dulu dengan dokter. Setelah itu, pasien butuh skrining untuk mengetahui penyebab epilepsi. Skrining itu melalui MRI, EEG, dan PET Scan. 

"Skrining dilakukan atas saran dari dokter dan melihat kondisi pasien. Sangat penting, pasien mempunyai catatan atau histori terjadinya kejang. Sebab, catatan itu menjadi bahan evaluasi dari dokter yang menangani," kata Dokter Heri.

Selain itu, history tersebut bakal dijadikan sebagai penentu jenis/ tipe kejang. Setelah ditemukan jenis/ tipe kejang, dokter akan menentukan terapi yang tepat bagi pasien. Biasanya, terapi pertama diawali dengan pemberian obat-obatan anti epilepsy. Kemudian, kondisi pasien dievaluasi, apakah kejangnya terkontrol atau tidak. Nah, jika kejang tidak terkontrol, maka pasien direkomendasikan untuk tindakan operasi. 

Di National Hospital tersedia layanan khusus epilepsy. Yakni, Epilepsi Center (epic). Diresmikan sejak tahun lalu, EPIC menjadi fasilitas penanganan epilepsy secara komprehensif di Indonesia. Adapun fasilitas EPIC di Nathos memiliki MRI 3 TESLA dengan protoco! khusus. 

Lalu, EPIC juga memiliki fasilitas long term video EEG yang jarang dimiliki oleh rumah sakit lain di Indonesia. Fasilitas EPIC didukung oleh dokter spesialis saraf dan bedah saraf yang khusus mendalami epilepsi. Tentunya, perawat yang terlatih dalam mengoperasionalkan EEG.


 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut