Wali Kota Eri mengaku bahwa zakat, infaq, serta sedekah yang disalurkan oleh masyarakat ke lembaga penerima zakat akan menjadi bagian dalam pembangunan Kota Surabaya, yakni dalam proses pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
“Data kita (warga miskin) ada 75 ribu, kita akan petakan lagi dari Kemenag, Baznas, dan Laz. Lalu kita masukkan untuk berbagi. Kekuatan kita ini adalah satu data ini, setelah itu kita terjun bersama-sama. Serta menambah kepercayaan pemberi zakat, bahwa kami memiliki laporan penyaluran zakat,” ungkapnya.
Melalui pertemuan tersebut, Wali Kota Eri bercita-cita ingin membuat Kampung Madani di setiap kelurahan se-Surabaya. Yaitu, minimal terdapat 2 RW di setiap kelurahan yang memiliki Kampung Madani yang akan dikoneksikan dengan Kemenag Surabaya.
“Kalau orang Jawa bilang adalah kampung yang sejahtera, aman, dan bahagia. Jadi konsepnya mereka bisa bergerak sendiri. Tidak ada yang miskin, tidak ada yang tidak bisa makan, tidak ada stunting, serta yang kaya membantu yang lemah,” jelasnya.
Wali Kota Eri menegaskan, apabila hendak menggelar kegiatan santunan anak yatim piatu pada Bulan Suci Ramadan, ia tak ingin ada oknum yang memanfaatkan momentum untuk menyuruh anak yatim piatu menarik proposal bantuan.
“Jangan anak yatim ini dijadikan untuk menarik proposal. Kalau ternyata ada santunan anak yatim silahkan, serta jangan mengadakan santunan anak yatim tetapi proposal diberikan ke kemenag, pemkot atau Laz, padahal kita sebagai orang yang memiliki kelebihan, maka berikanlah. Sebab, harta kita adalah sebagian milik anak yatim dan kaum duafa,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto