SURABAYA, iNews.id – Sahabat Ganjar julukan relawan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah semakin meluas. Arus pecinta Ganjar tak terbendung, di Kota Surabaya dukungan terhadap Ganjar sulit untuk dihentikan.
Kondisi ini membuat Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri pusing. Bahkan, Mega dikabarkan menginstruksikan jajaran partai untuk tidak membicarakan masalah pencalonan presiden. Jika dikdetahui jajaran partai ngomong soal pemilihan presiden (Pilpres), mereka akan mendapatkan sanksi.
“Saya yakin ketua umum PDI Perjuangan, Bu Mega pusing melihat perkembangan politik saat ini,” kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, D. Jupriono.
Jupriono menuturkan, dari analisis yang dilakukan, kebingungan yang dialami Mega karena saat ini banyak kader-kader PDI Perjuangan yang layak menempati calon presiden. Bahkan mereka juga diintip partai lain untuk dicalonkan, jika PDI Perjuangan tidak memilih kader tersebut.
Kandidat calon presiden yang santer terdengar dari kader PDI Perjuangan adalah Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Nama Ganjar menjadi primadona di Indonesia, mulai Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Papua. Sementara Puan Maharani terus meraih simpati masyarakat untuk mampu meningkatkan elektabilitas.
“Dipasangkan dengan siapapun Ganjar masih unggul. Ini yang membuat Mega pusing, sementara pesaingnya adalah Puan Maharani, putri-nya sendiri,” ucap Jupriono.
Pengajar Komunikasi Massa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untag ini menyatakan, pilihan dua nama ini yang menjadikan Mega berfikir keras. Apakah lebih memilih darah daging, anaknya sendiri, atau memilih Ganjar yang memiliki basis massa jelas. Pilihan ini bagai simalakama, sulit untuk ditentukan.
Namun, Jupriono yakin, Mega akan memilih Ganjar karena hasil survei dari berbagai riset menunjukan Ganjar memiliki elektabilitas tinggi. Hampir semua daerah sudah mengenal Ganjar, bahkan dukungan terus mengalir. “Kita lihat Surabaya, sahabat Ganjar saja mengalami peningkatan. Arusnya sangat kuat, apakah itu mau dilawan. Saya yakin Mega orangnya bijaksana, bisa memutuskan disaat-saat penting,” akunya.
Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo mengatakan, lembaganya membuat tiga simulasi pasangan yang mungkin terbentuk pada 2024. Simulasi pertama yakni pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas 32,1 persen dibanding pesaingnya, Prabowo-Puan sebesar 25,7 persen dan Anies Baswedan-AHY sebesar 23,7 persen.
"Yang menarik ketika (simulasi kedua) Ganjar disandingkan dengan Sandiaga Uno, ini kandidat yang sama-sama kuat di sisi capres dan cawapres. melawan Prabowo-Airlngga dan Anies-AHY," kata.
Dalam simulasi kedua ini, pasangan Ganjar-Sandi menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 36,2 persen. Sementara, pasangan Prabowo-Airlangga menduduki peringkat kedua dengan elektabilitas 26,9 persen. Di peringkat ketiga, Anies-AHY dengan elektabilitas sebesar 19,1 persen. Sementara, dalam simulasi ketiga dengan tidak menyertakan sosok Ganjar Pranowo, yang menduduki peringkat pertama adalah Prabowo-Anies dengan elektabilitas sebesar 49,7 persen.
Sementara pesaingnya, Sandi-Puan menduduki peringkat kedua dengan elektabilitas 20,5 persen. Dan di peringkat ketiga, ada Airlangga-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 3,8 persen. "Lagi-lagi variabel Ganjar menarik bagi masyarakat. Ganjar dianggap memiliki sesuatu sehingga layak dipilih oleh masyarakat," ujarnya.
Survei ini dilakukan pada 12 November-4 Desember 2021, dengan mengambil jumlah responden sebanyak 1.600 orang. Adapun, survei sendiri dilakukan dengan cara tatap muka (face to face). Sementara, pengambilan sampel sendiri dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Editor : Arif Ardliyanto