get app
inews
Aa Text
Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Surabaya Terjadi Gerhana Matahari yang Menakjubkan, Seperti Mulut Menganga, Ini Penampakannya

Kamis, 20 April 2023 | 13:03 WIB
header img
Surabaya Terjadi Gerhana Matahari yang Sangat Menakjubkan. Foto Okezone

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Area Kota Surabaya terjadi Gerhana matahari. Fakta ini membuat wilayah Kota Pahlawan gelap, masyarakat bisa menikmati indahnya Gerhana dengan dibantu alat khusus supaya bisa terlihat secara langsung. 

Masyarakat juga bisa melihat Gerhana matahari ini melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). BRIN melakukan penayangan secara langsung untuk mengetahui penampakan Gerhana Matahari Sebagian yang tengah terjadi beberapa wilayah di Indonesia. Termasuk, kota Surabaya.

Pada hari ini, diketahui terjadi empat fenomena Gerhana Matahari. Yakni Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Matahari Hibrida, Gerhana Matahari Cincin, Gerhana Matahari Total.

Dalam pantauan MNC Portal pada Kamis (20/4/2023) pukul 11.10 WIB, Gerhana Matahari sebagian itu membentuk layaknya karakter Pac-Man. Terlihat berwarna oranye kemerahan dengan bulatan hitam sebagian yang terlihat layaknya mulut yang menganga.

Adapun gerhana matahari itu nampak mampu memanjakan mata. Sebab, selain warnanya yang indah, pantulan cahaya orange kemerahan itu juga diiringi latar belakang berwarna hitam pekat.

Adapun Gerhana Hibrida sendiri, terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin (tergantung dari lokasi pengamat).

"Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi. Indonesia sendiri, sudah mengalami gerhana matahari beberapa kali yaitu pada tahun 1983 terjadi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin tahun 2019, dan Gerhana Matahari Total tahun 2016," tulis keterangan BRIN, Kamis (20/4/2023).

Menurut BRIN, Gerhana Matahari Hibrida yang terjadi pada 20 April 2023 ini akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.

"Sementara itu jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun, jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen," ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut