Dosen yang homebase di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu menghimbau kepada para peserta yang sudah mendaftar untuk mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Ada perbedaan jenis tes UTBK tahun lalu dengan yang tahun ini menggunakan TPS atau tes potensi skolastik.
Adapun yang diukur yaitu kemampuan kognitif, kemampuan penalaran umum, kemampuan kuantitatif yang mencakup pengetahuan dan penguasaan matematika dasar, pengetahuan dan pemahaman umum, dan kemampuan memahami bacaan dan menulis.
Panitia pusat sudah menyediakan situs untuk latihan. Nah, peserta bisa melatih diri untuk paling tidak agar bisa mengerti gambaran materi soal yang dites. Ini perlu karena kelulusan itu ditentukan oleh hasil tes. Kalau jalur rapor kemarin (SNBP) masih ada faktor indeks dan akreditasi sekolah. Namun, di jalur ini murni berdasarkan hasil tes peserta.
Sukarmin menegaskan bahwa nilai tes UTBK tidak berdasarkan passing grade atau standar persentase nilai yang diperoleh peserta, tetapi didasarkan pada nilai tertinggi dan kuota prodi. Sebagai contoh, prodi Sastra Jerman di UNESA membuka kuota 70 mahasiswa baru. Sementara yang mendaftar di prodi tersebut yaitu 100 pendaftar. Nah, hasil UTBK 100 peserta tersebut akan diurut mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah.
"Nilai tes dari pendaftar itu nanti akan diranking mulai dari urutan pertama sampai ke-100. Peserta yang nilainya nomor 1 sampai 70 itu lah yang diambil. Makanya, semakin sedikit persaingannya di prodi, semakin besar peluangnya. Nah, adik-adik yang bersaing dengan banyak peserta, harus berusaha mendapatkan nilai terbaiknya. Selamat mempersiapkan diri sebaik mungkin ya adik-adik. Jangan lupa latihan menjawab soal dan menguasai cakupan materi yang akan dites," pesan Sukarmin.
Editor : Arif Ardliyanto