Nah, mesin yang dirancang dalam waktu satu bulan itu memiliki sejumlah kebermanfaatan. Pertama, lebih efektif, hanya butuh waktu 4-6 jam. Kedua, proses pengeringan dirancang tertutup sehingga hasilnya lebih higienis.
Ketiga, tidak hanya digunakan untuk mongering jamu, tetapi juga bahan atau olahan lainnya seperti kerupuk, keripik dan lain sebagainya. Keempat, kapasitas penampungan bahan mencapai 20 kg. Kelima, terdapat pengatur suhu yang bisa dikontrol.
Inovasi tersebut dilengkapi dengan beberapa komponen utama dan pendukung seperti lampu indikator, pengatur suhu, dan timer. Mesin ini memiliki 10 partisi yang diklaim dapat menampung kapasitas bahan yang banyak dalam sekali operasi.
“Penggunaan alat ini cukup mudah dengan cara memasukkan bahan ke dalam mesin, menekan tombol power, dan mengatur suhu dan waktu maksimum seperti memakai oven,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) membuat mesin pengering jamu untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Foto iNewsSurabaya/ist
Dosen Teknik mesin itu menyebut, mesin pengering ini dapat mengeringkan olahan jamu dengan suhu 40 hingga 70 derajat. Inovasi mereka ini sudah digunakan beberapa UMKM di Sidoarjo dan Madiun. Bahkan yang menggunakannya untuk mengeringkan keripik singkong.
“Setelah kita buat beberapa dulu, ternyata respons pasar luar biasa. Banyak UMKM yang pesan untuk jamu, keripik bahkan untuk olahan pertanian seperti padi atau gabah,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto