Sambil menunjukkan isi pesan tersebut, Wali Kota Eri menjelaskan, jika informasi tersebut ia terima dari Grup aplikasi WhatsApp Forkom LPMK Surabaya. Di sana turut bergabung para Kepala OPD, camat, lurah, dan RT/RW untuk mengetahui secara langsung persoalan di tingkat masyarakat.
“Banyak terjadi permasalahan itu karena satu wilayah tidak ada tempat resapan air, lalu banyak dibangun rumah semua. Ini baru zaman saya tersampaikan hal yang seperti itu, ketika mendapatkan informasi dari masyarakat saya baru tahu semuanya kalau banjir. Ada di daerah Jalan Dukuh Kupang gang 10A, lalu di kawasan Dukuh Kupang RW 14 itu air sampai sepinggang karena cekung tempatnya dan air lewat, tetapi ketika hujan selesai hilang, ini yang akan kita selesaikan di tahun 2023/2024,” jelasnya.
Meski begitu, jika intensitas hujan yang mengguyur Kota Surabaya tinggi, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir. Apabila terjadi banjir, dapat dipastikan hanya selama hujan berlangsung. Sebab, jika hujan reda, maka banjir juga akan segera surut.
“Surabaya ada berita apapun ketika hujan lalu banjir, itu sampai 20-30 cm tapi setelah hujan selesai pasti banjir hilang. Karena tidak ada banjir itu selama 4 jam, sehari atau dua hari, jangan sampailah. Surabaya tidak ada itu, maksimal 20 menit maksimal itu hilang, hujannya reda hilang. Tapi saya maunya saat hujan tidak ada banjir, maka saya mohon maaf kepada warga Surabaya di perkampungan yang terkena banjir sudah lama, saya mencari cara dulu,” tegasnya.
Ia mencontohkan, seperti kawasan perkampungan di Jalan Simo Hilir dan Petemon Surabaya. Setiap hujan selalu terjadi banjir, karena saluran air di kawasan tersebut telah penuh.
“Sebelah saluran langsung rumah, seharusnya ada aturan sebelah saluran ada jarak inspeksi. Sehingga saya harus bikin kolam tampung, ini harus membagi betul yang akan saya kerjakan di tahun 2024, semoga di tahun 2024 sudah selesai,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto