SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit. Untuk melindunginya, ada tips khusus yang dibagikan oleh dr Irmadita Citrashanty. Dokter cantik yang juga Ahli Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) ini memiliki 3 tips yang bisa dipraktekkan.
1. Tidak Keluar Rumah
Pertama, Irmadita mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah pada saat matahari terik atau sekitar jam 11-13 siang. Hal itu karena indeks UV tertinggi berada pada jam tersebut sehingga berbahaya untuk kulit jika terpajan langsung oleh sinar matahari.
2. Menggunakan Perlindungan Fisik
Kedua, jika terpaksa harus keluar rumah pada saat jam tersebut. Masyarakat dapat memakai perlindungan fisik untuk melindungi kulit dari pajanan sinar matahari.
“Kita bisa memakai topi, baju lengan panjang dengan warna gelap, payung, dan kacamata untuk melindungi kulit kita,” ucapnya, Rabu (3/5/2023).
3. Menggunakan Sunscreen
Ketiga, Irmadita mengimbau masyarakat untuk menggunakan sunscreen dengan SPF 30 PA+++ karena jenis sunscreen tersebut efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.
“Jangan lupa untuk mengaplikasikan atau menggunakan ulang penggunaan sunscreen tadi setiap kurang lebih 3-4 jam sekali apabila akan terpapar sinar matahari lagi. Karena apa? sunscreen ini bisa terhapus oleh keringat jadi efektivitasnya akan berkurang,” imbaunya.
Bahaya Sinar Ultraviolet (UV)
Lebih lanjut, pengurus Lembaga Pengembangan dan Pelatihan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu juga menerangkan beberapa macam bahaya jika kulit terpapar oleh sinar UV.
1. Sunburn atau Luka Bakar
Pertama, sunburn atau luka bakar. Irmadita mengatakan, sunburn atau luka bakar dapat langsung terjadi karena pajanan sinar matahari. Beberapa gejala yang bisa timbul yaitu kulit kemerahan, perih, hingga luka lecet.
2. Penuaan Dini
Kedua, pajanan sinar UV juga dapat mengakibatkan penuaan dini yaitu terjadinya penuaan lebih awal daripada seharusnya. “Tanda-tanda penuaan dini ini bisa berupa hiperpigmentasi, kerutan wajah, kekenduran kulit, hingga keratosis seboroik atau kutil yang muncul lebih awal dari usia,” jelas Wakil Ketua 3 Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI) itu.
3. Kanker Kulit
Terakhir, kanker kulit. Ia mengatakan, meskipun insidensi kanker kulit di Indonesia dan negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan ras kulit putih di negara-negara barat. Namun, hal itu tidak memungkiri potensi terjadinya kanker kulit. Oleh sebab itu, masyarakat tetap perlu waspada.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini sejumlah negara di kawasan Asia sedang mengalami gelombang panas atau heat wave. Mengutip informasi dari BMKG, beberapa negara seperti India, Myanmar, Thailand, hingga Laos telah mencatat rekor tertinggi suhu maksimum di wilayahnya masing-masing.
Meskipun Indonesia bukan salah satunya, suhu panas di Indonesia juga ikut meningkat. Banyak masyarakat Indonesia mengeluhkan kondisi cuaca akhir-akhir ini. Perlu diketahui, cuaca panas tidak baik bagi kesehatan tubuh. Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit.
Editor : Ali Masduki