get app
inews
Aa
Read Next : Dokter Linda Purwasih Buka Klinik Kecantikan di Waru Sidoarjo

Cerita Ester Verawaty, Dokter Gigi Yang Abdikan Diri di Pulau Terpencil Papua Barat

Sabtu, 22 Januari 2022 | 22:25 WIB
header img
drg. Ester Verawaty usai jam dinas di Puskesmas Waisilip, Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. (Foto: Ali Masduki)

RAJA AMPAT, iNews.id - Bertugas di pulau terpencil bukan perkara mudah. Apalagi di pulau-pulau yang ada Provinsi Papua. Mendengar nama Papua saja, sebagian orang bakal membayangkan yang tidak-tidak. Maklum saja, selama ini banyak cerita-cerita tentang Papua yang membuat orang kawatir.  

Padahal, jika sudah menginjakkan kaki di tanah Papua, cerita tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan membuat para pendatang atau sekedar menjalankan tugas pengabdian betah.

Seperti cerita Ester Verawaty Sepnita. Dokter gigi dari program Nusantara Sehat (NS) yang sudah menjalani pengabdian selama 7 bulan di Papua.

Tepatnya di Puskesmas Waisilip, Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat

Ester bercerita, pada awalnya ia sempat berpikir bahwa hidup di pulau terpencil sangat susah. Namun sesampainya di Papua, Ester justru bisa menikmati tugas mulianya.

"Tidak seburuk seperti dipikirkan. Awalnya terlihat susah hidupnya. Namun sesampainya disini, ternyata tidak seburuk itu juga sih. Masyarakatnya juga baik-baik," tuturnya saat ditemui iNewsSurabaya, di Puskesmas Waisilip, Sabtu (22/01/2022).

Alumnus Universitas Sumatera Utara (USU) ini mengungkapkan, masyarakat di wilayah tugasnya yang tersebar disejumlah kampung, memiliki kesadaran kerjasama yang tinggi. Sebagai dokter Puskesmas Distrik, ia bersama tim rutin melakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan keliling dari satu pulau ke pulau, dari satu kampung ke kampung lain diwilayah kerjanya.

Para kader kesehatan masyarakat, kata dia sudah mempersiapkan kebutuhan dan mengingatkan warga agar tidak melewatkan jadwal periksa. 

Pelayanan kelilin itu, lanjutnya, agar masyarakat yang berada di kampung terjauh bisa mendapatkan layanan kesehatan. "Karena tidak mungkin pasien datang kesini. Kan membutuhkan bensin cukup banyak. Jadi kami yang kesana melayani masyarakat di balai kampung. Disana kita sudah punya kader, sehingga masyarakat sudah tahu," terangnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut