get app
inews
Aa Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Kejahatan Siber di Bank Syariah Indonesia Contoh Lemah Sistem Perbankkan, Ini Cara Mengatasinya

Senin, 22 Mei 2023 | 08:33 WIB
header img
Bank Syariah Indonesia (BSI) dibuat kalang kabut dengan serangan siber yang menghajar sistem keamanannya. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar

SURABAYA, iNewsSurabaya.idKejahatan siber benar-benar mengganggu kehidupan masyarakat. Terbaru,Bank Syariah Indonesia (BSI) dibuat kalang kabut dengan serangan siber yang menghajar sistemnya.

Imbasnya, kepercayaan nasabah terhadap BSI mengalami penurunan. Apalagi dalam cuitan LockBit 3.0 mengaku bertanggung jawab atas gangguan yang mengenai BSI tersebut. Mereka mengaku telah mencuri 15 juta data pengguna dan mengancam untuk menyebarkannya.

Cuitan tersebut menandakan bahwa masyarakat harus terus mawas diri dengan serangan siber. Bagaimanapun, serangan perangkat lunak berbahaya Ransomware tersebut perlu diantisipasi. Dosen Teknologi Sains Data Universitas Airlangga (Unair), Dr Maryamah SKom, mengakatan bahwa virus tersebut sengaja menyebabkan gangguan baik pada komputer atau jaringan komputer.

“Ransomware merupakan jenis malware yang mengancam untuk mempublikasikan data pribadi korban, mengambil informasi atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan kecuali peretas mendapatkan uang atau ransom sesuai keinginannya,” ujarnya.

Menurutnya, biasanya peretas akan mengancam pemilik data dengan sejumlah uang dan jika tidak terpenuhi maka peretas akan mempublikasikan data pribadi  atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan. Pada kasus BSI, peretasan data merupakan data nasabah bank yang berisi informasi rekening, akun mobile banking hingga informasi lain yang telah berisi uang.

“Peretas tidak perlu meminta sejumlah uang kepada customer karena dapat langsung menguras isi rekening dari pengambilan data customer,” tambah Dosen Program Studi Teknologi Sains Data Unair tersebut.

Dirinya menambahkan, ketika peretasan terjadi sebaiknya segera laporkan kepada pihak berwajib agar tim siber dapat segera menangani dan jangan panik hingga gegabah dalam mengambil keputusan. Selain itu, jika peretas meminta tebusan sebaiknya tidak langsung diberikan karena proses itu tidak memiliki kepastian apakah data akan dikembalikan setelah uang diberikan.

“Beberapa peretas memanfaatkan kondisi psikis dari korban yang panik dengan menawarkan uang namun itu bukan solusi yang terbaik,” ungkapnya.

Cara Mengantisipati Peretasan

Ia mengimbau agar masyarakat selalu waspada dalam menggunakan teknologi. Selain itu juga jangan mudah untuk mengakses tautan-tautan asing yang masuk di sosial media. Baginya, sistem berbasis komputer sangat rentan dengan adanya hacking jika tidak ada pembaharuan keamanan sistem secara berkala.

Ia mengaku, masyarakat mampu menjaga keamanan data dengan cara-cara sederhana, seperti rutin mengubah password secara berkala, hingga memperbaharui software. Lebih dari itu, ia menambahkan untuk selalu berhati-hati dalam menyebar data-data privasi seperti NIK atau yang lainnya.

“Sering melakukan update perangkat baik smartphone atau laptop yang digunakan. Jangan menggunakan wifi publik yang tidak terpercaya terutama untuk mengakses website atau aplikasi data sensitif seperti mobile banking dan internet banking,” tutupnya. 

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut