SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Dr. Benny Lianto kembali dipercaya untuk mempimpin Universitas Surabaya (Ubaya). Pria kelahiran Toli - Toli, Sulawesi Tengah, 27 Februari 1969 ini baru saja dilantik menjadi Rektor Ubaya untuk periode 2023-2027. Sebelumnya, Dr. Benny Lianto juga merupakan Rektor Ubaya periode 2019-2023.
Ia dilantik bersama wakil rektor, ketua LPPM, dekan dan wakil dekan fakultas, direktur dan wakil direktur Politeknik Ubaya, ketua jurusan, ketua program studi dan ketua program profesi, pada Sabtu (17/6/2023).
Sebelum menjadi rektor, Benny Lianto pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Fakultas Teknik pada tahun 1999 - 2003. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik pada periode 2003 – 2007 dan periode 2007 - 2011.
Selama menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik, Benny Lianto telah menggagas pendirian Fakultas Teknobiologi dan Fakultas Teknik Industri Kreatif serta pengembangan tiga program kekhususan baru di Ubaya, yakni Sistem Informasi, Multimedia, dan Desain Manajemen Produk.
Kembali dipercaya menjadi Rektor, Benny Lianto akan terus merawat keberlanjutan Ubaya menuju lompatan kemajuan baru. Salah satunya adalah meneruskan peran Ubaya sebagai kampus inovatif di Indonesia.
“Kami mendorong sebanyak mungkin riset-riset dosen untuk menuju hilirisasi dan bisa dikomersialisasikan. Hal ini akan menjadi salah satu lompatan dalam hal sumber-sumber pembiayaan alternatif dari non mahasiswa,” tegasnya.
Target berikutnya adalah meningkatkan student body Ubaya menjadi minimal 15 ribu mahasiswa. Jumlah ini untuk memenuhi misi Ubaya sebagai kampus ukuran besar.
Target ini dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia dalam hal jumlah dosen S3 dan dosen yang memiliki jabatan akademik lektor kepala dan guru besar. Dalam mencapainya, Ubaya mencanangkan program 55 profesor baru pada periode 2023-2027.
Selain itu, mantan Dekan Fakultas Teknik itupun juga akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun internasional.
“Kerja sama ini juga didukung dengan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kami juga akan mempertemukan dosen Ubaya dengan dosen asing dari mitra perguruan tinggi di negara lain. Selain itu, memperbanyak jumlah mahasiswa yang magang ke luar negeri,” jelas Benny.
Pada periode 2019-2023, Benny mengusulkan pola pembelajaran yang high choice (banyak pilihan), high tech (integrasi teknologi), dan high touch (humanis). Pola pembelajaran ini telah diimplementasikan Ubaya lebih cepat akibat pandemi.
“Periode satu adalah momen Ubaya beradaptasi dengan transformasi pembelajaran baru secara cepat, sehingga Ubaya tumbuh menjadi agile organization. Hal ini menjadi landasan yang kuat bagi Ubaya untuk memasuki periode kedua karena tantangan ke depan menuntut perguruan tinggi untuk merespon dengan cepat,” terang pria penggagas program Triple Helix sebagai bentuk kerjasama beasiswa kerja antara Politeknik Ubaya, Pemerintah Kota Surabaya dan pihak industri.
Ke depannya, Benny ingin membawa Ubaya menjadi perguruan tinggi swasta yang semakin bereputasi dan dikagumi masyarakat sesuai visi Ubaya yaitu to be the first university in heart and mind.
“Ubaya terus mengembangkan diri agar menjadi kampus yang relevan dengan tuntutan masa depan. Harapannya ke depan, kami keluarga besar Ubaya semakin bekerja lebih keras, lebih smart, terus berinovasi, terus berkolaborasi, dan membangun kedisiplinan agar dapat mewujudukan Ubaya yang kita harapkan,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki