Ida mencontohkan, dalam pelaksanaan Puspaga di Balai RW, DP3A-P2KB Surabaya juga berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Salah satunya melalui program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW. Menurutnya, Puspaga di Balai RW juga bisa menjadi ruang curhat bagi anak dengan. Hingga saat ini, para petugas Puspaga di Balai RW bersama dengan perguruan tinggi tersus memberikan edukasi mengenai pola asuh yang tepat bagi anak.
“Forum Anak Surabaya (FAS) saat ini sudah berjalan untuk melakukan pendekatan kepada anak-anak lewat Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW. Harapannya akan terjalin kedekatan, nantinya FAS juga bisa menjadi konselor sebaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam upaya penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, DP3A-P2KB Surabaya telah memetakan kebutuhan tersebut. Pada kasus tertentu yang membutuhkan pendampingan dari psikolog profesional, DP3A-P2KB Surabaya telah membaginya di setiap wilayah di Kota Surabaya. “Pada beberapa kasus kekerasan, Puspaga tingkat kota akan turun untuk melakukan pendampingan. Petugas menyampaikan data kasus dan korban, langsung kita tindaklanjuti. Untuk kasus yang bersifat sedang maka konselor DP3A-P2KB yang akan turun melakukan pendampingan,” pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto