SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) mendorong agar komoditas kopi dapat berkontribusi besar dalam perekonomian Indonesia, termasuk Jatim.
Untuk itu, KPBI Jatim menggelar temu bisnis (business matching) antara petani dan pelaku bisnis kopi di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (8/7/2023).
Kepala KPBI Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan, pihaknya ingin terus mengembangkan komoditas kopi. Baik dari sisi hulu maupun hilirnya.
Dari sisi hulu, pihaknya mendorong agar kualitas kopi dari petani terus meningkat. Sementara dari sisi hilir atau pasca panen pihaknya ingin agar kopi dari petani tersebut terserap dalam industri.
“Jadi ada yang membeli produk dari petani ini,” katanya.
Untuk memastikan komoditas kopi dari petani ini bermutu, kata dia, pihaknya juga sudah melakukan pengecekan kualitas dan juga kurasi. Hal ini penting untuk meyakinkan pembeli.
“Ini (business matching) menjadi bagian upaya untuk mengembangkan sektor yang memiliki potensi tinggi di Indonesia,” tandas Doddy.
Menurutnya, memiliki potensi penjualan yang tinggi. Bahkan saat berada di masa pandemi, kopi masih dicari oleh banyak orang, sehingga permintaan terhadap kopi naik.
“Sekarang banyak kedai kopi bermunculan. Baik modern maupun tradisional. Di kota-kota besar maupun di kampung-kampung,” terangnya.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, pada tahun 2022 luas areal tanaman perkebunan kopi di Jatim seluas 113.148 hektare. Seluas 25.730,13 hektare atau setara 22,63 persen di antaranya merupakan pemanfaatan kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani melalui pola agroforestri.
Besarnya potensi kopi di pasaran memiliki tren pertumbuhan, terutama dalam tiga tahun terakhir. BPS Jatim mencatat, pada tahun 2020-2021 Jatim menjadi provinsi dengan nilai ekspor kopi terbesar ketiga nasional setelah Lampung dan Sumatera Utara.
Rinciannya, nilai ekspor pada tahun 2020 sebesar USD103,4 juta dan pada tahun 2021 sebesar USD133 juta. Pada Oktober 2022, kinerja ekspor kopi dari Jatim berhasil mencapai 81.495.107 kilogram (kg) atau dengan nilai ekspor mencapai USD186,22 juta.
Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Jatim. Sebanyak 60% Kopi arabika di Jatim dihasilkan dari Bondowoso, tepatnya di pegunungan Ijen – Raung dengan luas lahan saat ini 68,73 hektare.
Kopi Arabika Bondowoso merupakan satu-satunya produk Kopi Spesialis (Kopi Blue Mountain) di Jatim yang telah mendapatkan Sertifikat Perlindungan Hak Indikasi-Geografis pada tahun 2013.
“Cita rasa khas inilah menyebabkan produk Kopi Arabika memiliki daya jual dan daya saing yang tinggi di pasar kopi internasional," ujar Khofifah.
Editor : Ali Masduki