get app
inews
Aa Text
Read Next : Kenaikan PPN 12 Persen Beban Berat bagi Pengusaha Angkutan Penyeberangan, Terancam Gulung Tikar!

Konsumsi Susu Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia

Kamis, 13 Januari 2022 | 16:36 WIB
header img
Pekerja memerah susu dari punting sapi perah di Surabaya. (Foto: Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id -  Konsumsi susu di Indonesia masih rendah. Bahkan masih jauh lebih sedikit di bawah rata-rata konsumsi susu dari negara tetangga seperti Malaysia 26.20 kg/kapita/tahun, Myanmar 26.7 kg/kapita/tahun, dan Thailand 22.2 kg/kapita/tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 negara Indonesia menyatakan, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16.27 kg/kapita/tahun. 

Rendahnya tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya populasi sapi perah di Indonesia. 

Hingga tahun 2021, tercatat populasi sapi perah hanya 584.582 ekor, dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) pertahun sebesar 997.35 ribu ton/tahun. 

Jumlah sebesar itu baru mencukup 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun.

Dokter Ahli Gizi, dr.Arif Sabta Aji, menyebut rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi susu juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya adalah intoleransi laktosa yang banyak ditemukan pada populasi Asia, Afrika, dan sedikit pada populasi Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, dan Australia. 

Konsumsi Susu Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia

SURABAYA, iNews.id -  Konsumsi susu di Indonesia masih rendah. Bahkan masih jauh lebih sedikit di bawah rata-rata konsumsi susu dari negara tetangga seperti Malaysia 26.20 kg/kapita/tahun, Myanmar 26.7 kg/kapita/tahun, dan Thailand 22.2 kg/kapita/tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 negara Indonesia menyatakan, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16.27 kg/kapita/tahun. 

Rendahnya tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya populasi sapi perah di Indonesia. 

Hingga tahun 2021, tercatat populasi sapi perah hanya 584.582 ekor, dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) pertahun sebesar 997.35 ribu ton/tahun. 

Jumlah sebesar itu baru mencukup 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun.

Dokter Ahli Gizi, dr.Arif Sabta Aji, menyebut rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi susu juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya adalah intoleransi laktosa yang banyak ditemukan pada populasi Asia, Afrika, dan sedikit pada populasi Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, dan Australia. 

Intoleransi laktosa ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktase yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu mencerna laktosa dalam sistem pencernaan tubuh manusia. 

Padahal, kata dia, nutrisi yang terkandung di dalam susu sapi itu banyak sekali manfaatnya untuk tubuh manusia. Pada satu gelas susu yang dikonsumsi, mengandung banyak sekali vitamin seperti Kalsium, Fosfor, Vitamin B, Vitamin D, dan Kalium. 

“Mengkonsumsi susu dapat menambah kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan masa otot, menurunkan resiko kanker, meningkatkan sistem imun tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, menjaga tekanan darah, meningkatkan energi dan kebugaran tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, mencegah depresi, mencegah masalah gigi, mempercepat penyembuhan luka, menjaga berat badan, memelihara kesehatan mata, dan bisa membuat kulit lebih segar," tuturnya.

ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktase yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu mencerna laktosa dalam sistem pencernaan tubuh manusia. 

Padahal, kata dia, nutrisi yang terkandung di dalam susu sapi itu banyak sekali manfaatnya untuk tubuh manusia. Pada satu gelas susu yang dikonsumsi, mengandung banyak sekali vitamin seperti Kalsium, Fosfor, Vitamin B, Vitamin D, dan Kalium. 

“Mengkonsumsi susu dapat menambah kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan masa otot, menurunkan resiko kanker, meningkatkan sistem imun tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, menjaga tekanan darah, meningkatkan energi dan kebugaran tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, mencegah depresi, mencegah masalah gigi, mempercepat penyembuhan luka, menjaga berat badan, memelihara kesehatan mata, dan bisa membuat kulit lebih segar," tuturnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut