get app
inews
Aa Read Next : Genjot Kinerja, Menhan Resmikan Titik Sumber Air di Jawa Barat dan Banten

Dugaan Perploncoan dan Penganiayaan Muncul Di Ciamis, Dindik Beri Respon

Jum'at, 14 Januari 2022 | 10:04 WIB
header img
Kadindik Jabar Dedi Supandi

BANDUNG, iNews.id - Kasus dugaan perploncoan hingga penyiksaan terhadap puluhan siswa SMAN 1 Ciamis oleh seniornya dalam kegiatan pramuka memancing reaksi Dinas Pendidikan (Dindik). Bahkan, tiga siswa harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka yang dialaminya.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jawa Barat, Dedi Supandi menyayangkan dugaan penganiyaan yang terjadi saat korban mengikuti kegiatan paskat atau pasukan tongkat, yakni pelatihan kemampuan baris berbaris menggunakan tongkat. 

"Yang disayangkan memang kejadian tindakan kekerasan ini berdampak ada tiga orang yang masuk rumah sakit. Yang dua orang sudah keluar rumah sakit dan siap sekolah lagi, sedangkan yang satu belum," kata Dedi, Kamis (13/1/2022). 

Pihaknya juga menyiapkan sejumlah langkah untuk menyikapi kejadian tersebut. Pertama, melakukan moratorium kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis.

"Kami juga sudah melaporkan ke Kwarda Jawa Barat. Nanti selama moratorium akan melakukan pembenahan untuk memperbaharui struktural dalam rangka memutus mata rantai," tuturnya. 

Menurut Dedi, kegiatan paskat yang digelar akhir pekan lalu itu sebenarnya di luar kegiatan formal sekolah. Bahkan, kata Dedi, kegiatan itu pun tidak mengantongi izin dari pihak sekolah. 

"Kejadian pada hari Sabtu itu di luar sekolah. Jadi, sebetulnya itu kegiatan di luar instansi pendidikan dan tidak ada izin dari sekolah," katanya. 

Terlebih, lanjut Dedi, kegiatan paskat merupakan kegiatan yang biasa melibatkan alumni. Untuk memutus mata rantai sekaligus upaya pengawasan ektrakulirer Pramuka, pihaknya melarang keterlibatan alumni. 

"Karena sudah ada kebiasaan lama seperti itu yang dilakukan secara turun temurun, seperti pola pembaiatan untuk menjadi anggota unit tongkat," katanya. 

Ia juga telah meminta pihak sekolah untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Dedi juga mengapresiasi orang tua korban yang telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut kepada pihak kepolisian untuk memutus mata rantai kekerasan di lingkungan pendidikan.

Sebelumnya diberitakan, aksi kekerasan dan perploncoan menimpa puluhan siswa SMAN 1 Ciamis saat mengikuti kegiatan Kepramukaan. 

Para siswa mengalami luka cakar dan lebam-lebam serta trauma psikologis. Orang tua siswa yang tidak terima anaknya dianiaya hingga lebam-lebam dan terluka dan mengalami tindak kekerasan melaporkan peristiwa itu ke Mapolres Ciamis.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut