Presenter cantik kelahiran Surabaya ini melanjutkan, tuntutan pekerjaan pembawa acara yang mengharuskan sigap menghadapi perubahan ini bisa dilewati jika tekun belajar dan tidak malas melakukan riset.
Riset, kata dia, bisa dilakukan sebelum acara dimulai. Semisal akan memandu talkshow pejabat tertentu, maka latar belakang calon narasumber bisa dipelajari terlebih dahulu. Riset ini juga berlaku untuk semua program baik itu formal atau non formal, agar tidak gagap saat acara berlangsung.
"Ketika wawasan sudah banyak, otomatis kita akan banyak tahu dan banyak kosa kata serta kalimat-kalimat apa yang harus dikeluarkan," tuturnya.
Menurut Dinda, kekayaan wawasan bisa menjadikan seseorang lebih percaya diri. Dan kepercayaan diri merupakan salah satu yang wajib dimiliki oleh pembawa acara. Ia tidak akan kehabisan bahan dan tidak merasa rendah dihadapan siapapun, karena mampu mengikuti setiap ulasan.
Ditanya perbedaan antara presenter dan MC, Dinda mengakui bahwa presenter dan MC memang berbeda. MC langsung berhadapan dengan khalayak dan bisa memaakai suara kecang. Sedangkan presenter berhadapan dengan kamera. Selain harus mengatur suara konstan tapi harus enak didengar, Presenter juga harus memperhatikan sudut pandang kamera mulai long, mediun dan close up.
"Namun keduanya baik MC atau Presenter sama-sama membutuhkan kemampuan seni berkomunikasi," ungkapnya. Jam terbang sangat mempengaruhi kesuksesan profesi ini, sehingga teknik dasar public speaking harus terus berlatih. Mulai latihan vocal, ngobrol depan kaca, dan mengatur nada.
Sebagai Presenter TV dan MC yang diperhitungkan, bukan berarti Adinda Putri tidak pernah mengalami kendala. Ia mengaku saat awal menjadi presenter pernah sedikit blank atau lupa pada saat melakukan public speaking.
Editor : Ali Masduki