JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) RI memberikan apresiasi atas pendampingan secara menyeluruh terhadap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) oleh pihak swasta.
Upaya ini turut berkontribusi pada perekonomian bangsa, mengingat sektor ini mewakili 99 persen dari total kegiatan bisnis di Indonesia, memiliki kemampuan menyerap 97 persen lapangan kerja, serta menyumbang 60 persen dari pendapatan domestik bruto.
Pendampingan ini juga selaras dengan salah satu fokus KemenkopUKM yang memberikan pelatihan dan pendampingan secara menyeluruh.
"Mulai dari mendapatkan orang yang ingin membuka usaha sendiri, hingga orang tersebut menjadi wirausaha, seperti berjualan," ujar Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Yulius dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersama 33 pemangku kepentingan UMKM di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Yulius mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama berkolaborasi dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia.
Agar peluang kolaborasi semakin terbuka, pihaknya kini tengah mengupayakan agar UMKM bisa diformalkan, termasuk mendapatkan nomor induk berusaha.
Ketika sudah formal, UMKM memiliki akses pinjaman, seperti kredit usaha rakyat (KUR) hingga terhubungkan ke rantai pasok.
“Rantai pasok ini mengawinkan perusahaan kecil dan besar. Perusahaan kecil bisa dapatkan pelatihan teknologi, pemasaran. Pengusaha besar bisa mendapatkan tenaga kerja dan mengetahui tempat dan lokasi yang sesuai harapannya,” terangnya.
Ketua Umum APINDO, Shinta Kamdani, mengatakan, pengembangan UMKM sangat penting bagi penciptaan lapangan kerja. Industri sendiri tidak mampu menyediakan lapangan kerja cukup.
Shinta juga mengamini soal pentingnya kolaborasi dengan industry dalam mengembangkan sektor UMKM.
“Kerja sama ini sangat krusial sehingga memungkinkan UMKM bisa belajar dari pengalaman dan best practices dan juga mendapatkan pendampingan,” urainya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah dapat berperan melalui penguatan iklim UMKM yang baik, di antaranya dengan memperkuat ekosistem pendanaan yang baik, menyediakan instrumen pendanaan yang cocok bagi pertumbuhan usaha kecil, serta layanan publik yang terpadu dan efisien.
Sejumlah perusahaan selama ini telah secara aktif memberikan pelatihan dan pendampingan secara menyeluruh terhadap para pelaku UMKM. Salah satunya PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Sejak didirikan pada 2007, SETC telah memberi pelatihan dan pendampingan yang menyeluruh kepada lebih dari 67.000 pelaku UMKM di Indonesia.
Pada acara tersebut, beberapa pelaku usaha binaan SETC turut hadir dan memamerkan berbagai produknya, seperti minuman herbal, hingga hasil kerajinan tangan dan tekstil.
"Sampoerna percaya bahwa mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan yang efektif dan partisipatif akan mendukung pencapaian tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bersama," ujar Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita.
Bahkan, pada 2-4 Agustus 2023, lima pelaku UMKM binaan SETC memiliki kesempatan untuk ikut dalam pameran bergensi tingkat internasional, yaitu Wellness Food Japan 2023.
Tak hanya itu, dua pelaku UMKM binaan lainnya juga mengikuti kegiatan business matching Wikiexport Japan pada 8-11 Agustus 2023.
Editor : Ali Masduki