SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Bambang Haryo Soekartono (BHS), Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik sekaligus Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jawa Timur menyebut, pemerintah sudah waktunya mencari solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, terutama di jalur-jalur rel Kereta Api di kota-kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo.
Apalagi, kata dia, sebentar lagi double track atau jalur kereta api ganda wilayah kerja PT KAI Daop 8 Surabaya sudah mulai dioperasikan. Tentunya hal itu juga akan menambah jadwal perjalan kereta api, baik dari Surabaya menuju luar kota atau dari luar kota menuju Surabaya.
Caleg DPR RI Dapil Jatim 1 ini menuturkan, ada sejumlah solusi agar kemacetan di lintasan kereta api bisa ditasi. Salah satunya dengan membangun flyover atau underpass. Menurut BHS, kelancaran lalu lintas dapat menunjang ekonomi masyarakat. Tetutama keselamatan pengguna jalan.
"Jika lalu lintas sudah terlalu padat, maka sudah waktunya ada flyover atau underpass. Kemarin aja di Gedangan saat kereta lewat sudah mengakibatkan kemacetan sampai 5 km," ungkapnya saat mengunjungi perlintasan sebidang di Gubeng Raya Surabaya, Selasa (01/8/2023).
Kedatangan BHS di perlintasan sebidang di Gubeng Raya ini untuk mengetahui langsung bagaimana para penjaga dan sejauh mana kelengkapan fasilitas di pos jaga. Selain di Gubeng, ia juga menyambangi perlintas sebidang di kawasan Juwingan Surabaya.
Bambang Haryo menilai, fasilitas dan penjaga pos perlintasan sebidang di kota Surabaya sudah cukup baik. Dewan Penasehat Institut Ju-Jitsu Indonesia Prov Jatim itupun mengapresiasi warga yang sukarela memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jalan.
"Bapak-bapak ini sudah bekerja 24 jam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Apalagi perlintasan sebidang ini lalu lintasnya sangat padat dan dekat dengan pemukiman warga," ujarnya.
BHS memang selama ini konsen terhadap perlintasan sebidang. Hal itu ia lakukan bukan tanpa alasan. Bambang mengungkapkan, banyak kecelakaan terjadi di perlintasan sebidang karena kurannya fasilitas.
Pos perlintasan sebidang idealnya memiliki jadwal perjalana kereta api dan jam dinding. Terutama alarm Early Warning System (EWS), sehingga jauh sebelum kereta lewat sudah ada peringatan.
"Early Warning System ini harus hidup agar kecelakaan tidak terjadi, sehingga pengguna jalan aman," tegasnya.
Dia berharap pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) memperhatikan penjaga palang kereta api yang dengan sukarela bekerja tanpa digaji.
BHS juga mendorong pemerintah memperhatikan standarisasi keselamatan di perlintasan rel kereta sebidang. Termasuk memperbaiki early warning system. Karena terkadang, orang bisa lupa dan lengah sehingga perlu adanya peringatan seperti bunyi-bunyian ketika kereta akan lewat pada jarak 2 kilometer.
Dalam kunjungannya di perlintasan sebidang di Gubeng Raya dan Juwingan, bos PT Dharma Lautan Utama (DLU) ini membagikan bingkisan kepada relawan yang setia menjaga perlintasan.
Editor : Ali Masduki