SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Program beasiswa ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) Repatriasi tahun 2023 kembali digaungkan. Jawa Timur mendapat kuota 74 siswa ADEM Repatriasi yang berasal dari Sabah, Serawak dan Johor, Malaysia.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menuturkan program siswa ADEM Repatriasi ini diperuntukkan bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Tahun ini sebagian besar mereka merupakan anak PMI di Malaysia.
Aries juga mengungkapkan, dipilihnya Jatim menjadi pelaksana program Kemdikbud merupakan sebuah kebanggaan bagi Dindik Jatim untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa ADEM Repatriasi.
"Harapan kami (mereka) melanjutkan pendidikan disini bisa mengantarkan pada kesuksesan, berhasil dan mendapatkan tujuan juga harapan orang tua agar mereka dapat meraih cita-cita," ujar Aries usai acara Penjemputan dan Serah Terima Siswa ADEM Repatriasi Prov Jatim, (2/8) malam di Hotel Mercure Surabaya.
Aries meminta siswa untuk tidak khawatir akan lingkungan pendidikan maupun sosial masyarakat di Jawa Timur. Sebab, Jatim menjanjikan memberikan jaminan perlindungan dan perhatian lebih pada para siswa repatriasi.
"Harapan kita mereka yang selama ini di negara orang dengan kecemasan, dan mungkin tidak membuat tenang, Alhamdulillah pemerintah mencetuskan program ini dan Jatim menjadi daerah yang diberikan kepercayaan. Kita berharap mereka dapat menyelesaikan pendidikan tiga tahun secara tepat waktu," jelasnya.
Secara rinci, Aries menyebut 74 siswa ADEM repatriasi ini nantinya akan tersebar di 18 SMA/SMK negeri dan swasta mitra yang ada di 11 kab/kota di Jatim. Ia memastikan bahwa para siswa cukup mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Mengingat seluruh biaya pendidikan dan fasilitasnya telah ditanggung Kemdikbud dan Pemprov Jatim.
"Dari Kementerian sudah diberikan tas dan peralatan sekolah. Untuk rumah tinggal kami juga sudah siapkan. Tinggal bagaimana mereka menyiapkan diri untuk menempuh pendidikan disini," terangnya.
Program Koordinator Kemendikbud, Aji Kusumanto menyebut puluhan siswa ini sebelumnya sudah diseleksi oleh Kementerian Pendidikan Malaysia bersama Kemdikbud. Mereka mendapat beasiswa pendidikan sebesar Rp2 juta per siswa.
Aji menjabarkan untuk siswa repatriasi, Kemdikbud telah memfasilitasi beberapa mekanisme beasiswa yang bisa diikuti siswa setelah program ini. Sebut saja, Afirmasi perguruan tinggi. Program seleksi berdasarkan nilai rapor ini dan didaftarkan oleh koordinator.
"Mereka masuk jalur reguler dan harus bertarung dengan anak-anak pada umumnya. Afirmasi perguruan tinggi ini diharapkan dapat nilai terbaik. Agar dapat lolos seleksi secara administrasi," tuturnya.
Khusus Jatim, lanjutnya mulai tahun lalu, ada program asrama mahasiswa nusantara, juga kerjasama dengan UPN Veteran Jawa Timur yang menyediakan kuota bagi siswa repatriasi.
Program lainnya yakni, beasiswa pendidikan Indonesia. Namun, program ini hanya diperuntukkan bagi S1 Guru SMK. "Siswa yang memiliki prestasi akademik maupun non akademik juga bisa mengikuti program beasiswa Indonesia Maju," urainya.
Sementara itu, Kabid PKPLK Dindik Jatim, Suhartono menyebut peserta program ADEM repratiasi Jatim mendapatkan kuota 74 siswa.Dari jumlah ini tersebar ke 11 kab/kota.
"Masing-masing siswa mengikuti program yang sudah ditentukan oleh lembaga di 11 kab/kota. Diantaranya Kab Blitar, Magetan, Ngawi, Kab. Malang, Kota Malang, Kab Jember, Lamongan dan Kab Pasuruan. Kita berupaya program ini berkembang di Jawa Timur," pungkas dia.
Abdul Ramadhan salah satu siswa asal Sabah yang berkesempatan mendapat pendidikan di SMK Muhammadiyah Dlopo mengaku bersyukur karena lolos program beasiswa ini.
Apalagi jurusan yang dipilih pun sesuai dengan yang diinginkan yakni Teknik Bisnis Sepeda Motor.
"Senang ya (jurusannya sesuai). Karena di Sabah saya juga buka usaha bengkel bersama teman-teman. Mudah-mudahan saya bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan mudah untuk beradaptasi," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto