get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Jombang Tabrak Truk Mogok di Flyover, Motor Ringsek Satu Orang Tewas di Tempat

Musisi Guruh Dhiemas Rilis Single Senandung Penantian, Cerita di Balik Liriknya Bikin Baper

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 16:39 WIB
header img
Musisi Guruh Dhiemas membawakan lagu Single Senandung Penantian, di Caravan Jazz Fiesta 2023, di Lapangan Mandiri Living Land, Jumat (11/8/2023) malam. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Akhir-akhir ini karya musisi tanah air terus bermunculan. Berbagai genre mewarnai jagad industri musik yang sudah bertransforsi ke dunia digital. Siapapun dan dimanapun bisa merilis single tanpa ribet.

Kali ini, giliran Guruh Dhiemas. Musisi asal Surabaya ini merilis Single Senandung Penantian. Produksi single perdana Guruh tersebut dikerjakan oleh Pink Studio Recording. Sedangkan video klipnya digarap oleh Julian Romadhon.

Lagu tersebut berjenis folk ballad dengan variasi etnik. Terutama pada sisi melodisnya. Senandung Penantian dibuka dengan bunyi kereta api, disusul intro yang mendayu. 

Varian nadanya pun tak dapat ditebak. Berbeda dalam beberapa part, lalu kembali lagi pada nada reffrain di ujung lagu. Seolah berkisah tentang kerinduan atau kenangan yang dalam dan luas. Ada kalanya kenangan itu, terutama yang begitu kuat, akan kembali lagi dalam benak.

Sebenarnya apa makna sebenarnya dari lagu Senandung Penantian? Guruh menyebut bahwa lagu itu berkisah tentang mendiang kakeknya, Ngali Atmowijoyo. Karena suatu hal, mendiang kakek Guruh harus terdampar di luar pulau selama 7 tahun.

Saat bisa pulang, tentu Kakek Ngali merasakan kerinduan yang menggebu. Apalagi ia telah tujuh tahun terpisah dari anak-istrinya. Kerinduan dalam perjalanan itu diimajinasikan Guruh melalui Senandung Penantian. 

"Terbayang wajah isterinya, anak-anaknya. Apalagi di depan rumah nenek saya waktu itu ada anggrek ungu. Seperti dalam lirik: sepetak rumah berhias anggrek ungu," terangnya. 

Rasa rindu itu terbayang lewat lirik: Dalam lamunanku mengeja, mimpi-mimpi yang menjelma prosa. "Saya membayangkan bahwa kakek saya sedang merindukan wajah isterinya. Perasaan kangen dan kenangan, menumpuk seperti buku prosa. Menjejal dalam benak," katanya.

Di kalbumu pernah kutitipkan cerita/Di sela peraduan senja/Kini akan kuambil kembali. Potongan lirik itu mengisahkan peristiwa ketika mendiang kakek Ngali berpisah dengan isterinya pada saat senja. Dalam perpisahan itu ia berpesan bahwa kelak akan kembali. Namun waktu pastinya ia tak tahu. 

"Cerita berpisah saat senja itu saya tuangkan dalam single. Apalagi, kakek datang ke rumah nenek pada senja pula, setelah 7 tahun berpisah," tuturnya.

Meski berlatar senja dan perjalanan, Guruh menolak jika lagunya disebut sebagai "Lagu Senja". Sebab, liriknya menggunakan diksi puitik dan musikalitasnya memadukan beberapa unsur. Tak seperti lagu senja yang minimalis dan easy listening. Dengan lirik yang melulu tentang cinta atau patah hati.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut