Mengenal Sosok Mukhrojin
Sangat tenar, di kampus namanya sering tertulis Ustadz Dr Moh Mukhrojin, SH SPdi, MSi. Atau akrab dengan panggilan Gus Khozin. Pria kelahiran Banyuwangi, 22 Nopember 1987 itu, dikenal sebagai keluarga besar nahdliyin, karena orangtuanya juga pemangku Pondok Pesantren Darus Sholihin Palurejo, Sumbersewu, Muncar Banyuwangi. Bahkan dari jalur ayah, ia masih sederet atau keturunan (ke-8) dari Kiai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Jetis, Ponorogo.
Gus Khozin kecil, jelasnya, sering mendapatkan juara (rangking satu) di kelasnya. Ia tidak hanya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Fathul Ulum di kampugnya, tetapi juga tekun belajar ilmu agama kepada ayahnya. Ini yang membuat pengasuh pesantren Bismar Al mustaqim Surabaya itu, sejak dini hari sudah moncer menguasai kitab klasik.
Doktor Mukhrojin
Begitu lulus MI setingkat SD, ia sudah hafal Kitab Mabadi Fiqih Juz 1,2,3,4 , Fiqih Wadhih Jus 1,2, 3 serta Taqrib atau Fathul Qorib. Setelah lulus Madrasah Ibtidaiyah, ia melanjutkan di Pondok Pesantren Minhajut Thullab Sumberberas Muncar Banyuwangi. Di sini Gus Khozin terasah dan terasuh langsung oleh KH Abdul Malik Luqqoni Mannan. Kebetulan masih famili dari jalur ibu.
Di Pondok Berasan Parasgempal ini, ia masuk MTs Miftahul Mubtadiin pagi hari, malamnya ikut Madrasah Diniyah Matholiul Anwar Minhajut Thullab. Tidak heran, saat usia SMP ia sudah terlihat jiwa kepemimpinanya.
Saat itu, Gus Khozin didapuk menjadi Ketua Organisasi Santri Intra Sekolah (OSIS). Tak hanya itu, jika hari libur sering diajak para ustadz untuk mengisi pengajian dari mimbar ke mimbar di masyarakat. Ia kemudian terkenal sebagai dai yang masih kecil tetapi, bisa ceramah bahasa jawanya mudah umat pahami.
Editor : Arif Ardliyanto