SURABAYA, iNews.id - Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) optimis industri wedding kembali bangkit pasca terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Sekjen Aspedi Dhani Firmantara mengatakan, geliat industri wedding sudah mulau terliat sejak Desember 2021 hingga saat ini. Secara nasional, kata dia pengguna jasa industri dekorasi cukup mengalami kenaikan.
"Secara nasional kita ada kenaikan. Frekuensi kenaikan itu euphoria dari para calon pengantin untuk melaksanakan acara pernikahan. Itu sudah seperti normal sebetulnya," katanya disela-sela Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 di The Westin Hotel Surabaya, Selasa (18/1).
Dhani mengakui, bahwa kondisi industri dekorasi dalam dua terakhir terpuruk cukup berat. Sehingga momentum Munas ini menjadi penyemangat salah satu suntikan semangat bagi para anggota pelaku industri kreatif tersebut.
"Dari keterpurukan ini ada secercah harapan. Dua tahun terakhir kalau boleh dibilang pingsan berjamaah," katanya.
Database Aspedi juga menyebutkan, banyak pengusaha dekorasi wedding mengalami mati suri. Oleh sebab itu Dhani berharap pemerintah mempertimbangkan regulasi bagi para pelaku industri wedding.
Untuk itu, Aspedi mendorong para anggota agar tetap memiliki semangat. Mengingat saat ini Aspedi memiliki 1.200 anggota. Dalam situasi serba sulit, Aspedi tetap mengikuti regulasi pemerintah.
Apalagi, Aspedi bersama beberapa asosiasi sendiri sudah sejak awal pandemi telah mempersiapkan beberapa modul simulasi agar acara pernikahan tetap aman sesuai protokol kesehatan.
Ada beberapa sektor di bawah Aspedi. Mulai dari Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Himpunan Pengusaha Dokumentasi Indonesia (HIPDI), Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (HIPAPI), Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia atau wedding organizer (Hastana), Asosiasi Pengusaha Rental Tenda Indonesia (Aperti), Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi Melati) dan lainnya.
Mereka aktif berkoordinasi agar industri wedding tetap survive. Padahal jika kondisi normal, perputaran ekonomi sektor industri ini mampu berkontribusi Rp 20-Rp 30 triliun secara keseluruhan.
"Kita paham bahwa pemerintah juga memberikan yang terbaik untuk masyarakat dan kita harus mengikuti. Hanya memang dampaknya secara rasional salah satunya ada teman-teman ada yang mulai menjual kendaraan, properti hanya semata-mata untuk bisa menjalankan agar karyawan bisa survive," jelasnya.
Dalam Munas ini, Aspedi juga akan membahas langkah ketika pemerintah kembali menerapkan regulasi pembatasan di tengah ancaman Omicron.
Menurut Dhani, situasi seperti ini sudah siap mereka hadapi belajar dari peristiwa sebelumnya saat Juli-Agustus 2021.
Namun ia berharap pemerintah tetap memberi kelonggaran dengan batasan tertentu.
"Ketika ada Omicron, kesempatan Munas ini adalah ajang silaturahmi ajang kita bertukar pikiran bagaimana menyikapi situasi yang akan terjadi misal pemerintah membuat regulasi yang lebih ketat lagi," ujar dia.
Dia menjelaskan, sejauh ini industri tetap berjalan kendati frekuensi berkurang. Misal seperti penggunaan hampers yang lebih menghemat biaya dan otomatis mengurangi nilai penggunaan dekorasi.
Sementara itu Ketua SC Murwidodo, menjelaskan Munas kali ini adalah amanat yang sudah tertunda beberapa kali karena pandemi. Munas seharusnya berlangsung pada Februari 2021 kemudian mundur Agustus 2021 dan terlaksana pada hari ini.
Munas dihadiri oleh seluruh DPW Aspedi seluruh Indonesia. Namun tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan hanya menghadirkan struktural organisasi. Anggota Aspedi sekitar 1,200 dekorator dan tersebar di seluruh Nusantara.
Munas yang mengangkat tema "Semangat Kami untuk Aspedi" akan menentukan ketua umum periode ketiga. Menggantikan Agung Haryono yang telah tuntas selama dua periode dan wajib melakukan regenerasi organisasi.
"Dalam pemilihan nanti ada empat kandidat yang dipilih oleh perwakilan dari 19 DPW," tandasnya.
Editor : Ali Masduki