SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Meningkatkan penjualan mobil listrik di Indonesia menjadi peluang usaha baru. Jika sebelumnya masyarakat bisa menjual BBM eceran, kini juga ada kesempatan untuk membuka usaha Charger untuk mobil listrik atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Hanya saja, untuk membuka SPKLU modalnya cukup lumayan, yakni sekitar Rp50 juta. Investasi tersebut di luar sewa lahan.
"Dengan investasi di bawah Rp50 juta sudah mendapat 2 charger. Jadi siapapun bisa menjadi pemilik stasiun SPKLU," kata Direktur PT Utomo Chargerplus Indonesia, Anthony Utomo," usai menandatangani perjanjian kerja sama dengan PLN di Surabaya, Rabu (16/8/2023).
Terkait perizinan, lanjut Anthony , nantinya akan dibantu oleh pihak PLN. Sedangkan Utomo Chargerplus siap membantu menyelesaikan mulai dari izin sampai dengan proses operasional sehari-harinya.
"Pemilik hanya menyediakan lahan, nanti bisa menjadi tempat penjualan listrik umum dengan izin SPKLU yang benar," tegasnya.
Anthony bilang, SPKLU menjadi peluang yang cukup menjanjikan menyusul banyaknya insentif dari pemerintah yang diberikan bagi pengguna kendaraan listrik.
Disisi lain, penggunaan kendaraan listrik ini jauh lebih hemat daripada mobil konvensional. Seperti Wuling misalnya, dengan daya sekitar 20 kwh dan biaya charger sekitar Rp50 ribu bisa dipakai sejauh 300 km. Jika dibandingkan BBM bisa hemat 60 sampai 70 persen.
Anthony menjelaskan, saat ini pihaknya tengah memperluas jaringan SPKLU. Utomo Chargerplus sudah punya 10 ribu lebih titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di Asia Tenggara. Di antaranya Singapura, Thailand, Kamboja, Fietnam dan Malaysia.
Di Indonesia sendiri, tahun ini Utomo Chargerplus menargetkan 200 titik. Saat ini sudah beroperasi di 20 titik, salah satunya di Jakarta dengan 20 alat pengisian listrik di satu titik. Sedangkan di kota Surabaya ada di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya dekat kantor konsulat kehormatan Belarusia.
"Kami sangat mendukung upaya inovatif PLN , khususnya dalam mengaskserelasi mobilitas bersih," kata Anthony.
Ia berharap, dengan adanya kerjasama dengan PLN ini bisa memudahkan pengguna mobil listrik agar terkoneksi dengan PLN Mobile, sehingga pengguna bisa mengakses titik-titik SPKLU terutama yang ada di luar negeri.
EVP Pengembangan Produk Niaga PLN Pusat, Ririn Rachmawardini menyambut baik Penandatanganan MoU kerjasama Pengembangan Infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umun dengan Utomo Chargerplus.
"Ini merupakan hari yang berbahagia dan akan menjadi tonggak penting bersejarah sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik khususnya di Jawa Timur," ujarnya.
Ririn mengatakan, PLN UID Jawa Timur selama ini telah menjalin sinergi yang apik dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya dalam mendorong akselerasi pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Tanah Air sekaligus sejalan dengan arahan Pemerintah melalui Perpres Nomor 55 tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Kemudian Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020, tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur No 671/851/124.3/2022, tentang Himbauan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dan Kompor Induksi Di Jawa Timur
Ririn menegaskan, PLN UID Jawa Timur telah mempersiapkan beberapa infrastruktur Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) antara lain SPLU Stasiun Pengisian Listrik Umum sebanyak 448 Unit, dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebanyak 58 unit yang tersebar di Jawa Timur.
"Dan PLN UID Jatim akan terus akan berkolaborasi dan bersinergi baik dengan Pemerintah maupun swasta untuk memperluas Pembangunan infrastruktur Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai," terangnya.
Dalam waktu dekat juga aka dilakukan pembangunan SPKLU di titik-titik strategis seperti Kantor Gubernur Jawa Timur, kantor ESDM Provinsi jawa Timur, serta beberapa titik lainnya melalui Kemitraan maupun kepemilikan dari PLN.
Editor : Ali Masduki