get app
inews
Aa Text
Read Next : Bertemu Dubes Inggris, Gubernur Khofifah Bahas Proyek Kereta Api di Surabaya

Filosofi Maskot Kebanggaan Jawa Timur dalam Gelaran Pekan Olahraga Provinsi

Senin, 28 Agustus 2023 | 22:21 WIB
header img
Kota Mojokerto dengan maskot Cak Condro. Foto/Istimewa

Maskot kedua dijelaskan Khofifah  dari Kabupaten Jombang berwujud burung Garuda bernama Si Jatu. Dalam cerita wayang Jawa, Garuda disebut dengan nama Jatayu. Merupakan pahlawan yang menghalangi Prabu Dasamuka/Rahwana dalam penculikan Dewi Shinta, istri Siri Rama.

Dalam sejarah, masa Prabu Erlangga dari Kerajaan Kahuripan (beribukota di Kedaton Bulurejo yang dulu termasuk dalam Watugaluh), Pasca Kerajaan Mataram Medang Kamulan, Garudeya (ada yang menyebut Garudayaksa) merupakan Dampar Kencana Singgasana Prabu Erlangga. Terakhir ditemukan di Situs BCB Nasional di Situs Petirtaan Sumberbeji Ngoro Jombang

Pada masa Kerajaan Majapahit, kata Khofifah, Garudeya ditemukan pada salah satu panel Relief di Candi Rimbi (Pulosari Bareng) yang dibuat oleh Ratu Tribuwana Tunggadewi atau yang terkenal sebagai Ratu Kenconowungu. Landasan lainnya mengacu pada masa Kemerdekaan RI Garuda Pancasila kemudian ditetapkan sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.

 "Bahkan dalam sejarah mata uang RI, gambar Garuda Pancasila menjadi salah satu sisi mata uang logam sedangkan di Jombang disebut gambar Beri," kata Khofifah menjelaskan.

Berikutnya, maskot ketiga dari Kabupaten Mojokerto berupa gajah bernama Si Mada. Pemilihan gajah sebagai maskot dikarenakan Mojokerto adalah representasi dari Kerajaan Majapahit dimana dalam Kitab Negarakertagama disebutkan salah satu pasukan Majapahit saat mencapai masa kejayaannya dengan tunggangan Gajah. Gajah sendiri adalah simbol kekuatan, ketenangan dan kesetiaan.

Sedangkan, maskot dari Kota Mojokerto berupa kucing berbulu tiga warna (belang telon) bernama Cak Condro atau Condromowo. Condro berarti cahaya dan Mowo yang memiliki makna bara api.  Pemilihan nama Condromowo berasal dari Laskar perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang dari kompi empat yang dipimpin oleh seorang Kyai dari Kota Mojokerto.

Maskot terakhir berasal dari Pemprov Jatim berupa ayam bekisar bernama Cak Beki. Cak Beki diambil dari fauna ayam bekisar yang merupakan fauna kas Jawa Timur. Beki melambangkan sikap berani, lincah, milenial dan berprestasi.

Menurut Khofifah, lima maskot Porprov Jawa Timur VIII ini merupakan lambang pemersatu yang akan menyukseskan sekaligus membawa keberuntungan terhadap segala sesuatu yang sedang di ikhtiarkan bersama-sama. 

"Dapat dijadikan lambang dalam merepresentasikan sukses penyelenggaraan, sukses prestasi dan sukses ekonomi," katanya.

Khofifah  berharap, perhelatan Porprov Jawa Timur tidak sekadar mendongkrak prestasi bagi semua atlet yang bertanding, melainkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat. Utamanya di daerah yang menjadi tuan rumah, yakni Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto. 

"Saya menyampaikan apresiasi atas komitmen KONI Jatim bersama empat kepala daerah yang ikut menyukseskan pelaksanaan Porprov Jawa Timur ke VIII tahun 2023. Semoga prestasi meningkat diikuti dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat," pungkasnya. 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut