SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Radio Republik Indonesia (RRI) menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya untuk bersama sama mensosialisasikan Pemilu 2024.
Langkah ini sekaligus ajakan kepada elemen masyakat untuk menjadi pemilih cerdas melalui proses pemilihan dengan benar serta menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Menurut Arif Pribadi Ketua Panitia Gerakan Cerdas Memilih (GCM) RRI Surabaya berbagai sisi negatif bisa menjadikan masyarakat apatis kepada ajang pesta demokrasi. Sebab itu tugas RRI adalah memberikan edukasi dan informasi agar para pemilih, khususnya pemilih pemula paham tentang hak pilihnya.
"Pemilih pemula itu memang menjadi target RRI, karena jumlahnya hampir 30 persen. Dan sekarang mereka bermain di media sosial, nah Gerakan Cerdas Memilih ini hadir memberikan sosialisasi pentingnya suara bagi pemilih pemula untuk mempunyai literasi politik," ungkap Arif Pribadi.
Arif menjelaskan secara umum RRI sebagai media mempunyai kanal pemilih cerdas. Ini sekaligus komitmen untuk terus berpartisipasi dan mengajak masyarakat lebih peka menggunakan hak pilih.
"GCM ini menarik bertepatan dengan hari Radio 11 September yang juga ulang tahun RRI. Itu diisi dengan GCM, ada dialog ada jalan sehat. Kita fokuskan mengundang kelompok potensial dalam pemilu tapi kerap kali kurang dapat sosilasiasi seperti pemilih pemula, disabilitas, lansia kita undang jalan sehat dan dialog di GCM," ujarnya, Minggu (03/9/2023).
Sementara Subairi, S.Pd Komisioner KPU Surabaya dalam sesi dialog Gerakan Cerdas Memilih (GCM), mengatakan menjelang Pemilu 2024 pihaknya gencar terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Bahkan seminggu kemarin kata Bairi pihaknya telah merekrut relawan demokrasi disabilitas.
Bahkan terkait pemilih pemula menurutnya merupakan prosentasi tertinggi dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jauh-jauh hari bersama Bakisbangpol Surabaya secara bersama sama mendatangi sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi tatap muka.
"Ini suport luar biasa mensukseskan pemilu 2024. Kita berkeyakinan Pemilu bukan tanggungjawab penyelenggara pemilu saja tapi seluruh elemen bangsa," ujar Bairi.
Sedangkan Novli Bernardo Thyssen, SH Anggota Bawaslu Surabaya melihat partisipasi masyarakat di tahun politik ini tinggi. Bawaslu kata Novli juga selalu melibatkan pemilih pemula dalam kegiatan sosialisasi pengawasan.
"Kita mendorong pemilih pemula menjadi motor dikomunitasnya. Kalau berbicara pengawasn tidak sepenuhnya tangung jawab Bawaslu, tapi partisipasi masyarakat penting. Sebab kita tidak bisa sendiri melakukan pengawasan secara masif, perlu peran serta semua lini dan masyarakat," terang Novli.
Novli juga mengingatkan kepada peserta pemilu untuk menjaga etika. Sebagai calon negarawan maupun calon pemimpin bangsa peserta kontestasi dalam pemilu memberikan contoh yang baik
"Kita belum bisa memberikan report pelanggaran perserta pemilu karena ini masih berjalan. Tapi terkait pemasanagan baliho gambar caleg-caleg itu calon negarawan atau calon pemipin memberikan contoh terbaik," uarinya.
Sementara itu Dr. Agus machfud Fauzi, M.Si Sosiolog Politik Unesa, Surabaya mengingatkan kepentingan kesadaran bersama dalam Berpolitik. Ini merupakan kebutuhan bersama tidak hanya KPU, Bawaslu dan penyelenggara pemilu lainnya.
"Cara menumbuhkan meningkatkan pemilih. Memang selama ini sosialisasi KPU saya rasa masih standard, selanjutnya kesadaran penuh masyarakat. Apakah selama lima tahun sudah diperjuangkan sesuai kebutuhan, kalau tidak baik harus di evaluasi," tutupnya.
Editor : Ali Masduki