Yenny Wahid Pantas Dampingi Calon Presiden, Survei Dialektika Institute Catat Suaranya Signifikan

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Potensi calon presiden (Cawapres) mulai bermunculan untuk mendampingi calon presiden yang sudah ada. Putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid menjadi salah satu kandidat untuk mendampingi calon presiden yang sudah ada.
Dialektika Institute merilis hasil survei tentang tokoh perempuan potensial untuk calon wakil presiden (Cawapres). Hasilnya, nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid menjadi yang terbanyak dipilih responden sebagai cawapres yakni 27,6% responden.
Kemudian di peringkat kedua diisi oleh nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dengan 25,4% responden. Lalu Puan Maharani sebesar 14,9%.
Direktur Riset Dialektika Institute Mheky Polanda mengungkapkan bahwa survei Dialektika Institute dilakukan untuk mendalami isu mutakhir yang muncul, yaitu munculnya kandidat potensial calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 dari kalangan perempuan.
"Nama bu Yenny itu lebih sering muncul walaupun selisihnya agak sedikit tipis daripada ibu Khofifah," jelasnya saat merilis hasil survei di Serlok Café, di Surabaya Jawa Timur pada (11/09/2023).
Dalam survei ini, Dialektika Institute juga melakukan survei elektabilitas cawarpres simulasi pasangan. Hasilnya, jika pilpes dilaksanakan hari ini, pasangan Prabowo Subianto-Yenny Wahid memperoleh hasil 40,7%.
Sementara jika disandingkan dengan Ganjar Pranowo memeroleh hasil 32%. Lalu jika disandingkan dengan Anies Baswedan memperoleh 27,8%.
"Ketika disandingkan dengan pak Prabowo, angkanya lebih tinggi daripada ketika dia disandingkan dengan capres-capres lain, ketika disandingkan dengan pak Prabowo itu 40,7 persen," ungkapnya.
Menurut Mheky Polanda, pertanyaan penting yang diajukan dalam survei ada tiga, yaitu: bagaimana peluang cawapres perempuan di Pilres 2024, bagaimana elektabilitas cawapres perempuan, dan bagaimana preferensi pemilih terhadap sosok pemimpin ideal dan kepemimpinan perempuan untuk Indonesia 2024-2029?
Responden laki-laki sebanyak 63% dan perempuan sebanyak 37%. Usia responden antara 17 – 30 Tahun (38,5%), 31 – 45 Tahun (47,5%) dan >45 Tahun (14%).
Mayoritas pendidikan responden adalah sarjana (17,6%) dan SMA (54,2%). Sedangkan berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 63,4% tinggal di desa dan 36,6% di kota.
Diungkapkan oleh Direktur Riset Dialektika Institute, Mheky Polanda bahwa melalui simulasi top of mind, terhadap pertanyaan tentang bagaimana pendapat responden jika ada cawapres Perempuan di Pilpres 2024, sebanyak 72,3% responden merespon positif dan akan memilih cawapres perempuan. Kemudian, sebanyak 18,5% responden menyatakan tidak memilih, 6,4% ragu-ragu dan 2,8% Tidak Tahu/Tidak menjawab.
Menurut Mheky Polanda, beberapa argumen yang disampaikan terkait dengan pilihan responden adalah untuk membuka ruang politik yang pro gender, kehadiran perempuan di posisi strategis, pentingnya tokoh perempuan di posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan kaum perempuan.
Adapun terkait dengan pertanyaan apakah responden akan memilih pasangan capres-cawapres berdasarkan pertimbangan representasi NU, temuan survei Dialektika Institute menunjukkan bahwa sebanyak 21,2% responden akan memilih capres-cawapres representasi NU. Sementara 5,6% responden menyatakan akan memilih capres-cawapres representasi bukan NU, dan 73,2% responden memilih netral.
Editor : Arif Ardliyanto