SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Puteri Anak Batik RU Jatim 2023, Claire Elysia mengajak kaum milenial agar terus menjaga dan melestarikan batik.
Menurut gadis 13 tahun ini, banyak cara yang bisa dilakukan supaya batik tetap lestari. Selain gemar mengenakan pakain berbahan baik, bisa juga dengan belajar membuat batik itu sendiri.
"Menggunakan batik bukan lagi budaya bagi orang tua saja. Namun, batik bisa digunakan siapa saja dan kapan saja. Terlebih lagi, motif batik sekarang ini beraneka ragam corak yang indah dan menarik serta kekinian. Sehingga, sangat cocok digunakan anak anak muda milenial,” katanya saat mengunjungi Rumah Kreatif Batik di Putat Jaya Surabaya akhir pekan lalu.
Kunjungan Duta Batik NOLA School Surabaya ini guna menyambut Hari Batik Nasional 2023.
Claire Elysia mengatakan, kunjungan ke Rumah Kreatif Batik ini dalam rangka untuk lebih mengenal budaya batik khususmya Batik khas Jawa Timur dan Surabaya. Agar, bisa menambah lebih luas lagi wawasan terkait batik.
“Sekaligus, sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat khususnya anak anak muda untuk turut berpartisipasi mengangkat batik tradisional khas Surabaya ini agar bisa naik kelas hingga ke mancanegara,” kata Claire usai mencoba belajar mencanting.
Menurut Claire, Hari Batik Nasional hanyalah sebuah momentum dan peringatan bagi masyarakat Indonesia. Namun, yang paling penting adalah bagaimana caranya msyarakat bisa terus berpartisipasi turut melestarikan budaya batik khususnya bagi anak anak muda hebat Indonesia.
Hari Batik Nasional 2023, lanjut Claire bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya generasi milenial agar mencintai warisan budaya Indonesia. Khususnya Kota Surabaya.
Dalam kesempatan kunjungan di Rumah Kreatif Batik Putat Jaya Surabaya ini, Claire tidak saja dikenalkan jenis jenis kain batik dan proses pembuatannya namun juga mendapatkan kesempatan untuk belajar cara membatik. Mulai mendesain hingga mencanting yaitu cara menorehkan malam cair pada kain yang ingin digambar.
“Ternyata membatik dengan canting itu seru, Meskipun membutuhkan kesabaran, ketelatenan dan kreatifitas tapi sangat menarik. Hal ini tidak saja mengajarkan ilmu baru cara membatik tapi juga mengajarkan kita untuk bisa belajar disiplin, bersabar dan fokus dalam melakuakn segala hal,” tutur Claire sembari tersenyum.
Pengky Gunawan, Pembina Rumah Kreatif Batik Surabaya mengaku bangga dan mengapresiasi anak muda seperti Claire yang masih peduli terhadap budaya batik.
“Rumah Kreatif Batik ini selain sebagai rumah produksi batik juga merupakan wadah pelestarian batik dengan belajar, berdiskusi dan berkonsultasi batik bagi masyarakat luas. Terutama, bagi para pelajar dan generasi muda,” ungkap Pengky.
Menurut Pengky, Batik merupakan identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, melalui Rumah Kreatif Batik ini diharapakan masyarakat Surabaya bisa lebih mencintai dan turut melestarikan batik khas Surabaya agar bisa dikenal hingga mancanegara.
Editor : Ali Masduki