Indah Kurnia dan Bank Indonesia Berbagi Tips Kelola Keungan di Tengah Maraknya Penipuan Online

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Anggota DPR Fraksi PDI-P Indah Kurniawati bersama Bank Indonesia berbagi tips mengelola keuangan di tengah maraknya penipuan oline.
Advisory Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Muslimin Anwar menuturkan perkembangan teknologi, ekonomi dan sistem pembayaran masyarakat Indonesia memunculkan banyak tantangan dan resiko. Termasuk yang terjadi saat ini, yakni banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan online.
Untuk itu, seiring berkembangnya modus kejahatan pada transaksi digital, pengguna harus selalu waspada dan paham bagaimana bertransaksi digital secara aman.
Muslimin juga mengingatan agar masyarakat hati-hati dalam melakukan transaksi keuangan, terutama menggunakan gawai. Kata dia, jika salah ketik satu huruf atau angka maka berakibat fatal.
"Jika mau transfer di cek berkali-kali dulu, benar apa tidak. Jangan sampai salah ke orang lain. Nomornya harus tepat. Kalu 11 digit yang pastikan 11 digit. Nama juga harus tepat. sebelum kirim cek dan ricek. Jangan sampai ada kesalahan," tuturnyan ketika menjadi pemateri dalam Diskusi Publik 'Mitigasi Resiko Keamanan Dalam Transaksi Digital', di Surabaya, Kamis (26/10/2023).
Dalam kesempatan ini, Bank Indonesia membagikan tips aman bertransaksi digital. Pertama, jaga kerahasiaan data pribadi.
Muslimin menjelaskan, data pribadi seperti user ID, pin, password, dan kode OTP yang merupakan kode keamanan akun tidak boleh diketahui orang lain.
"Jangan mau diarahkan untuk memberitahukan kode rahasia tersebut kepada pihak yang mengaku operator penyelenggara, termasuk mengisi link atau tautan," tuturnya.
Kemudian, agar tetap aman maka password harus dibuat tidak mudah ditebak. "Jangan menggunakan tanggal lahir atau nama. Jangan menggunakan data pribadi seperti nomor telephon, email, alamat, nomor identitas dan lainnya di media sosial," ucapnya.
Tips selanjutnya, dalam bertransaksi digital harus menggunakan gadget milik pribadi dan selalu logout setelah selesai bertransaksi. Dalam bertransaksi hanya menggunakan situs atau aplikasi yang resmi dan berizin, antara lain yang bertanda centang biru pada instagram.
Saat melakukan transaksi pembayaran di web, pastikan terdapat protokol HTTPS dan logo "gembok" pada website.
"Jangan mudah percaya tawaran hadiah dan jangan meng-klik tautan atau link mencurigakan yang berindikasi Phising.
Muslimin menjelaskan, jika terlanjur menjadi korban kejatahan digital, maka tidak boleh ragu untuk mengadu kepada lembaga resmi. Ia juga menganjurkan supata selalu menyimpan nomor contact center resmi dari penyelenggara.
"Adukan permasalahan yang terjadi kepada penyelenggara melalui contact center resmi," tegasnya.
Namun apabila dibutuhkan tindak lanjut, jangan ragu untuk mengadukan kepada regulator terkait seperti OJK dan BI.
"Informasi contact center resmi penyelenggara hanya melalui website atau akun media sosial yang centang biru," ungkapnya.
Sementara itu Anggota Komisi XII DPR RI, Indah Kurniawati mengapresiasi langkah-langkah Bank Indonesia. Banyak inovasi yang ditelurkan guna menjaga stabilitas keuangan bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan ini Indah Kurnia juga mengingatkan kepada masyarakat supaya hati-hati dan bijak dalam mengelola keuangan. Kata dia, semakin mudahnya dalam bertransaksi yang bisa dilakukan dengan handphone maka literasi keuangan harus dipahami.
"Akses internet saat ini aksesnya begitu mudah. Di sisi lain, smartphon yang beredar di Indonesia bisa dikatakan dua kali lipat dari jumlah penduduk Indonesia. Semua hal bisa kita lakukan hanya dengan handphone," terangnya.
Legislator jatim 1 Surabaya-Sidoarjo ini pun tidak bosan-bosan mengajak supaya tidak menganggap sepele urusan keuangan. Ini dimulai dari keluarga inti. Karena kecerdasan mengatur keuangan sangat erat kaitannya dan dampaknya kepada kesejahteraan.
"Kita harus menjaga sistem keuangan dari keluarga dari ketidakpahaman terhadap ketidaktahuan pengaturan keuangan," katanya.
Ia mencontohkan, jika ada orang yang sama-sama memiliki uang Rp2 juta tapi beda yang mengelola maka hasilnya akan berbeda. Tergantung bagaimaa kecerdasan dan kepiawaian dalam mengelola uang itu dipakai untuk apa.
"Jangan sampai uang dibuang dengan sia-sia termasuk penipuan," tuturnya.
Kata Indah, dibalik canggihan teknologi saat ini ternyata diimbangi juga oleh kecanggihan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Saat ini yang paling mengerikan adalah tawaran terhadap investasi maupun pembiayaan secara online khususnya yang ilegal.
Ia berharap, dengan adanya Diskusi Publik 'Mitigasi Resiko Keamanan Dalam Transaksi Digital' ini peserta yang berasal dari berbagai penjuru kota Surabaya bisa memahami dan mau berbagi pengetahuan kepada orang disekitarnya.
Indah yakin, jika literasi keuangan merata maka setiap keluarga di Indonesia bisa terhindar dari konflik yang diakibatkan dari ketidakpahaman terhadap cara pengelolaan keuangan.
"Kami berharap bapak ibu bisa menyelematkan keuangan. Selamatkan dulu keuangan keluarga baru keuangan negara bisa selamat," tandasnya.
Editor : Ali Masduki