SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perkembangan harga berbagai komoditas di Jawa Timur (Jatim) pada bulan Oktober 2023 secara umum menunjukkan kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim di delapan kota, pada September 2023 terjadi inflasi sebesar 3,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka inflasi Jatim tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang sebesar 2,56 persen. Inflasi Jatim juga lebih tinggi dibanding dengan Jawa Tengah (Jateng) yang sebesar 2,81 persen dan Jawa Barat (Jabar) yang sebesar 2,58 persen. Inflasi Jatim juga lebih tinggi dibanding DKI Jakarta yang hanya 2,08 persen.
Inflasi tahunan ini terjadi akibat kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Antara lain, makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,03 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 2,84 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 1,83 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2,56 persen.
Lalu kelompok kesehatan sebesar 3,02 persen, transportasi 0,86 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,18 persen, pendidikan sebesar 2,11 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 3,19 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,77 persen. “Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,11 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Zulkipli dalam rilisnya, Kamis (2/11/2023).
Di Jatim, kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 5,29 persen. Diikuti Surabaya sebesar 3,35 persen, Probolinggo sebesar 3,24 persen, Jember sebesar 3,18 persen, Banyuwangi sebesar 3,03 persen, Kediri sebesar 2,97 persen, Malang sebesar 2,65 persen, dan Madiun sebesar 2,41 persen. “Komoditas yang dominan berkontribusi terhadap inflasi yaitu beras, daging ayam ras, rokok kretek filter, bawang putih dan tahu mentah,” ujar Zulkipli.
Editor : Arif Ardliyanto