BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id - Produk batik khas warga binaan Lapas IIA Banyuwangi, Jawa Timur mulai menyita perhatian publik. Mereka tertarik untuk membeli produk batik unik hasil tangan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banyuwangi.
Diantara masyarakat yang tertarik dengan produk warga binaan Lapas Banyuwangi adalah Paguyuban Ibu-ibu Pemasyarakatan (Pipas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur. Mereka memasan kain batik sebanyak 200 potong untuk dijadikan seragam.
Banyaknya pesanan ini membuat warga binaan semakin senang untuk memproduksi batik. Semangat mereka tumbuh untuk berkarya dan memasarkan produk-produk yang dimiliki.
"Sementara pesanan kain batik sebanyak 200 potong dan dimungkinkan bertambah, karena jumlah anggota Pipas di Jatim lebih dari itu," ungkap Kepala Lapas Banyuwangi Agus Wahono.
Agus mengatakan bahwa motif batik yang dikerjakan warga binaan itu sesuai dengan permintaan Pipas, selain itu juga mengenai warna bati dilakukan secara bertahap.
"Sampai saat ini dari total pesanan sudah diselesaikan sekitar 70 persen dan sisanya masih dalam proses pengerjaan," tambahnya.
Batik hasil produk Lapas Banyuwangi sangat unik, memiliki motif tersendiri dengan memadukan motif khas Banyuwangi dengan gelang sebagai simbol dari borgol yang merupakan salah satu alat pengamanan yang ada di Lapas, motif tersebut dinamai batik Gajah Oling Jeruji (Bagajo).
"Meski miliki motif yang khas, kami juga mengerjakan pesanan batik sesuai dengan keinginan pelanggan. Pembinaan membatik di Lapas Banyuwangi, telah berlangsung sejak tahun 2018," cetusnnya.
Batik Khas Lapas Banyuwangi Kebanjiran Order, Miliki Corak Unik Produksi Meningkatkan. Foto iNewsSurabaya/ist
Bahkan batik Bagajo ini telah terdaftar hak cipta pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham. "Pada tahun 2019, bahwa motif Bagajo telah didaftarkan untuk pencatatan hak cipta pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan sudah resmi terdaftar sebagai hak cipta terangnya.
Warga binaan yang mengikuti kegiatan membatik berjumlah 23 warga binaan yang terdiri dari 20 warga binaan wanita dan 3 warga binaan pria.
"Warga binaan wanita fokus pada kegiatan mencanting, sedangkan warga binaan pria pada desain serta mewarnai," pungkas Agus Wahono.
Editor : Arif Ardliyanto