SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Indonesia, yang terletak di wilayah Cincin Api, dikenal sebagai salah satu negara rawan bencana alam. Menurut World Risk Report 2022, Provinsi Jawa Timur, sebagai wilayah dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi terbesar di Indonesia, tidak terlepas dari ancaman tersebut.
Dengan luas wilayah mencapai 47.800 km2 dan terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, Jawa Timur menghadapi 14 jenis ancaman bencana, mulai dari letusan gunung berapi, gempa bumi, hingga pandemi Covid-19. Kendati demikian, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Tantangan ini memerlukan langkah konkret dari para pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk menjadi panutan dalam membangun sikap kesiapsiagaan. Kesadaran, kapasitas, dan pengalaman lapangan perlu ditanamkan pada tingkat pemangku kepentingan tersebut agar dapat diimplementasikan secara efektif di level yang lebih rendah.
Dalam menghadapi risiko yang beragam, perlu ditingkatkan koordinasi antarlembaga, penyelenggara pelatihan kesiapsiagaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Hanya dengan upaya bersama, Provinsi Jawa Timur dapat meminimalkan dampak bencana alam serta membangun ketangguhan masyarakat yang tanggap dan siap menghadapi setiap tantangan.
"Keadaan darurat dan bencana merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, karena adanya bencana memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat, operasional bisnis, dan ekonomi secara keseluruhan. Diperlukan Emergency Response Plan (ERP), yaitu rencana kesiapsiagaan yang dirancang untuk mengatasi dan merespons bencana atau situasi darurat dalam unit atau tempat kerja” terang Edi Priyanto wakil ketua Dewan K3 Provinsi Jawa Timur yang disampaikan dalam kegiatan diskusi panel Disaster Leadership Academy (DiLA).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur pada tanggal 26 – 27 Januari 2024 di Kota Batu Malang melibatkan sedikitnya 70 peserta yang berasal dari para pejabat pimpinan tinggi pratama eselon II di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“ERP menjadi penting karena akan menjaga keselamatan dan keamanan pekerja, aset institusi atau perusahaan, dan melanjutkan operasional bisnis saat terjadi bencana atau kejadian darurat. Sehingga sangat penting dilakukan identifikasi atas potensi bencana seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan industri, atau ancaman keamanan. Selanjutnya dilakukan penilaian atas dampak potensial bencana terhadap karyawan, properti, serta kelangsungan bisnis dan pemerintahan” rinci Edi.
Edi melanjutkan bahwa menentukan rute evakuasi yang jelas dan perlu diikuti oleh semua karyawan menjadi hal yang krusial. Demikian juga memastikan lokasi peralatan darurat, seperti alat pemadam kebakaran, peralatan medis, dan tempat pertolongan pertama, mudah diakses dan diketahui oleh semua orang. Melakukan latihan secara rutin untuk memastikan bahwa semua pekerja mengetahui dengan jelas apa yang dilakukan dan cara bertindak saat terjadi keadaan darurat.
Edi mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Disaster Leadership Academy (DiLA) 2024, karena akan meningkatkan kompetensi kesiapsiagaan bencana bagi para leader ASN, mengingat mereka memiliki peran kunci dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan merespons bencana.
“Dengan peningkatan kompetensi dalam melakukan identifikasi hingga mitigasi risiko yang lebih baik, mereka dapat membuat keputusan cepat, efektif, dan koordinatif, sehingga dapat mengurangi dampak negatif atas bencana yang bisa terjadi pada masyarakat dan infrastruktur” katanya.
“Kompetensi ini tentunya akan mendukung pengembangan strategi pencegahan dan pemulihan yang lebih baik”, pungkasnya.
Beberapa narasumber dalam kegiatan Disaster Leadership Academy (DiLA) 2024 diantaranya Mayor Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si Guru Besar Sosiologi Kebencanaan Universitas Pertahanan) yang memberikan tema tentang membangun kepemimpinan sadar bencana.
Kemudian Edi Priyanto, wakil ketua Dewan K3 Provinsi Jawa Timur dengan mengambil topik pembahasan Emergency Response Plan (ERP) sebagai Bentuk Kesiapsiagaan Bencana di Tempat Kerja, selanjutnya Randy Febriano Ruhyana, S.T.,M.M.T Widyaiswara BPSDM Prov. Jawa Timur yang menyampaikan pemaparan atas hasil survei tingkat kesiapsiagaan bencana ASN OPD Pemprov Jawa Timur serta Gatot Soebroto, S.E., M.PSDM Kepala Pelaksana BPBD Prov. Jawa Timur dengan mengambil tema pembahasan peningkatan kesiapsiagaan bencana sebagai upaya membentuk budaya sadar bencana.
Editor : Arif Ardliyanto